JAKARTA - Harga sejumlah komoditas pangan di berbagai daerah mulai menunjukkan pergerakan naik pada pekan kedua November 2025. Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, komoditas seperti cabai dan telur ayam menjadi dua bahan pangan yang mengalami perubahan paling mencolok.
Hingga Selasa, 11 November 2025, pukul 07.20 WIB, harga cabai rawit merah tercatat menyentuh Rp41.950 per kilogram (kg). Sementara itu, harga telur ayam ras berada di kisaran Rp31.500 per kg, menandai tren kenaikan yang mulai terasa di sejumlah wilayah.
Kenaikan harga ini menjadi perhatian karena kedua komoditas tersebut termasuk kebutuhan pokok yang konsumsi harian masyarakatnya sangat tinggi. Dengan kondisi tersebut, konsumen diimbau untuk mulai menyesuaikan pola belanja agar pengeluaran rumah tangga tetap stabil.
Komoditas Bumbu Dapur Masih Relatif Stabil Meski Ada Kenaikan Tipis
Selain cabai rawit merah, PIHPS juga mencatat beberapa komoditas lain yang harganya terpantau relatif stabil. Misalnya, bawang merah berada di harga Rp41.650 per kg, sedangkan bawang putih dijual dengan harga Rp38.700 per kg di tingkat pedagang eceran nasional.
Meskipun tidak mengalami lonjakan tajam, harga kedua bumbu dapur ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata harga pada bulan sebelumnya. Pedagang menyebut, pasokan yang tidak terlalu melimpah dan permintaan yang mulai meningkat menjadi faktor utama stabilnya harga di level atas.
Dalam beberapa wilayah sentra produksi seperti Brebes dan Probolinggo, aktivitas panen yang belum maksimal menyebabkan distribusi ke pasar induk berjalan lebih lambat. Hal ini berdampak pada kenaikan harga di tingkat pengecer, meskipun tidak terlalu signifikan.
Harga Beras Masih Terjaga Namun Cenderung Tinggi di Semua Kategori
Beras masih menjadi komoditas utama yang terus dipantau oleh pemerintah dan lembaga terkait. Berdasarkan data PIHPS, harga beras kualitas bawah I berada di Rp14.400 per kg, dan beras kualitas bawah II sedikit lebih rendah di Rp14.300 per kg.
Untuk kategori menengah, beras kualitas medium I mencapai Rp15.900 per kg, sementara beras medium II dijual dengan harga Rp15.700 per kg. Adapun beras kualitas super I kini menyentuh Rp17.100 per kg, dan super II di kisaran Rp16.600 per kg.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa meski pasokan beras nasional masih tersedia dengan baik, tekanan biaya distribusi dan faktor cuaca masih memberi pengaruh pada harga di pasar. Beberapa daerah penghasil beras utama seperti Karawang dan Subang mengalami penurunan hasil panen akibat cuaca yang tidak menentu.
Dari sisi konsumen, harga beras yang terus tinggi membuat daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah perlu mendapat perhatian. Pemerintah diharapkan dapat menjaga ketersediaan stok melalui program intervensi seperti operasi pasar dan penyaluran beras SPHP.
Cabai dan Daging Jadi Komoditas Penyumbang Tekanan Inflasi
Sementara itu, cabai merah besar dan cabai merah keriting juga menunjukkan harga yang cukup tinggi. Cabai merah besar saat ini berada di Rp56.500 per kg, sedangkan cabai merah keriting menempati harga Rp55.600 per kg. Untuk cabai rawit hijau, harganya mencapai Rp37.150 per kg.
Perubahan harga ini bukan hal baru menjelang akhir tahun, karena permintaan meningkat seiring mendekatnya musim liburan. Namun, tingginya harga cabai bisa menjadi salah satu penyumbang tekanan inflasi pangan, yang biasanya mulai terasa di akhir kuartal IV setiap tahunnya.
Selain cabai, daging ayam ras kini dijual di kisaran Rp37.450 per kg, sedangkan daging sapi kualitas I mencapai Rp140.650 per kg. Untuk daging sapi kualitas II, harganya sedikit lebih rendah yakni Rp132.600 per kg.
Kondisi ini mencerminkan adanya tekanan biaya di sektor peternakan, terutama dari sisi pakan ternak yang masih tinggi. Walau begitu, pasokan daging nasional masih tergolong aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.
Harga Gula dan Minyak Goreng Masih Stabil di Pasar Eceran
Selain bahan pangan pokok dan protein hewani, PIHPS juga melaporkan pergerakan harga untuk komoditas lain seperti gula pasir dan minyak goreng. Gula pasir kualitas premium dijual dengan harga Rp19.800 per kg, sementara gula pasir lokal sedikit lebih rendah di Rp18.000 per kg.
Harga tersebut dinilai masih dalam kisaran stabil dibandingkan bulan Oktober 2025 lalu. Kondisi ini tidak lepas dari peningkatan produksi gula domestik yang mulai berjalan di sejumlah pabrik pengolahan tebu di Jawa Timur dan Lampung.
Untuk komoditas minyak goreng, minyak goreng curah terpantau di harga Rp18.600 per liter. Sementara minyak goreng kemasan bermerek I dijual dengan harga Rp22.450 per liter, dan kemasan bermerek II di kisaran Rp21.400 per liter.
Stabilitas harga minyak goreng ini didukung oleh pasokan minyak sawit mentah (CPO) yang relatif terjaga, meskipun harga global sempat mengalami fluktuasi. Pemerintah melalui program minyak goreng rakyat juga terus menjaga keseimbangan harga di tingkat konsumen.
Tren Harga Pangan Diperkirakan Masih Bergerak Hingga Akhir November
Secara keseluruhan, data PIHPS menunjukkan bahwa harga pangan strategis nasional cenderung mengalami kenaikan tipis namun masih terkendali. Perubahan harga pada komoditas utama seperti cabai, telur ayam, dan beras menjadi indikator penting terhadap stabilitas inflasi pangan menjelang akhir tahun.
Meski begitu, sejumlah daerah masih melaporkan ketersediaan pasokan yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan lonjakan harga besar dapat dihindari selama periode liburan mendatang.
Kenaikan harga beberapa komoditas juga bisa menjadi sinyal bagi pelaku usaha pertanian untuk meningkatkan produksi di akhir musim tanam. Selain itu, konsumen diimbau untuk tetap berbelanja secara bijak dan memanfaatkan alternatif bahan pangan agar tidak terdampak langsung oleh fluktuasi harga.