Sektor Pertambangan Dominasi Investasi PMDN Kaltim 2024, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja

Selasa, 18 Maret 2025 | 11:44:38 WIB
Sektor Pertambangan Dominasi Investasi PMDN Kaltim 2024, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja

JAKARTA - Sektor pertambangan kembali menjadi primadona dalam realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2024. Data terbaru dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim menunjukkan bahwa investasi di sektor ini mengalami lonjakan signifikan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah.

"Jika dilihat berdasarkan sektor usaha, maka realisasi investasi PMDN yang dicapai pada 2024 menunjukkan subsektor pertambangan mengalami penambahan investasi terbesar, yaitu mencapai Rp 20,98 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha sebesar 38,10 persen," ungkap Kepala DPMPTSP Kaltim, Fahmi Prima Laksana.

Selain pertambangan, sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi juga mencatatkan kinerja investasi yang baik dengan nilai sebesar Rp 8,50 triliun atau setara dengan 15,43 persen dari total investasi PMDN. Menyusul di posisi ketiga, subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mencatatkan investasi sebesar Rp 6,96 triliun atau sekitar 12,65 persen dari total investasi yang masuk ke Kaltim pada tahun ini.

"Secara keseluruhan, terdapat sekitar 22 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi PMDN pada 2024," tambah Fahmi.

Dari segi jumlah proyek, pertambangan masih menjadi yang terdepan di sektor primer dengan total 2.288 proyek. Sementara itu, sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyusul dengan 922 proyek, diikuti oleh sektor kehutanan dengan 668 proyek. Adapun sektor perikanan menempati posisi terakhir dengan hanya mencatatkan 8 proyek sepanjang tahun ini.

Sementara itu, dalam hal penyerapan tenaga kerja, subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan mencatat angka tertinggi dengan menyerap 25.225 tenaga kerja Indonesia (TKI), yang setara dengan 44,28 persen dari total tenaga kerja yang terserap di Kaltim. Selain itu, subsektor ini juga menyerap dua tenaga kerja asing (TKA) atau 5 persen dari total TKA yang bekerja di Kaltim.

"Subsektor pertambangan berada di posisi kedua dengan menyerap 13.790 TKI atau 24,21 persen dari total tenaga kerja, serta 22 TKA yang mencapai 55 persen dari total tenaga kerja asing di sektor ini," jelas Fahmi.

Selain pertambangan, subsektor jasa lainnya turut memberikan kontribusi signifikan dalam penyerapan tenaga kerja dengan 4.470 TKI atau sekitar 7,85 persen dari total tenaga kerja, serta dua TKA atau 5 persen dari total tenaga kerja asing yang beroperasi di sektor ini.

Meskipun sektor pertambangan masih mendominasi investasi di Kaltim, pemerintah daerah terus mendorong diversifikasi investasi ke sektor-sektor lain guna menciptakan keseimbangan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Salah satu fokus utama adalah pengembangan sektor pertanian, pariwisata, dan industri kreatif agar perekonomian daerah tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.

Fahmi menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya menarik investor untuk mengembangkan sektor-sektor alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Kami terus berupaya mendorong investasi yang lebih beragam, termasuk di bidang pertanian, pariwisata, dan industri kreatif, agar perekonomian Kaltim bisa berkembang secara berkelanjutan dan tidak hanya bergantung pada pertambangan," ujarnya.

Diversifikasi investasi ini dinilai penting mengingat industri pertambangan memiliki keterbatasan dalam hal keberlanjutan. Dengan adanya pengembangan sektor-sektor baru, diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Tak hanya itu, kebijakan pemerintah pusat terkait pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur juga turut menjadi faktor yang mendorong peningkatan investasi di wilayah ini. Dengan adanya IKN, infrastruktur serta fasilitas penunjang di Kaltim terus mengalami perkembangan yang pesat, sehingga menarik minat investor untuk menanamkan modal mereka di berbagai sektor.

Meskipun ada tantangan dalam diversifikasi investasi, pemerintah daerah optimistis bahwa dengan perencanaan yang matang dan dukungan regulasi yang tepat, Kaltim dapat menjadi salah satu pusat investasi unggulan di Indonesia yang tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan.

Dengan realisasi investasi yang terus meningkat, baik dari sektor pertambangan maupun sektor lainnya, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kaltim dapat terus melaju pesat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta pembangunan daerah secara keseluruhan.

Terkini