KAI

KAI Bantu UMKM Dapat Sertifikasi, Siap Tembus Pasar Global

KAI Bantu UMKM Dapat Sertifikasi, Siap Tembus Pasar Global
KAI Bantu UMKM Dapat Sertifikasi, Siap Tembus Pasar Global

JAKARTA - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sering kali mengalami hambatan saat ingin menembus pasar yang lebih luas. Salah satu kendala terbesar adalah belum dimilikinya sertifikasi yang menjadi syarat masuk ke pasar ritel nasional hingga ekspor.

Melihat kebutuhan ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengambil langkah nyata. Melalui program khusus, KAI memfasilitasi hampir 200 UMKM binaannya untuk memperoleh sertifikasi halal, izin edar BPOM, serta Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Langkah ini ditandai dengan pelaksanaan acara Kick Off Sertifikasi UMKM yang berlangsung di Aston Pasteur Hotel, Bandung. Acara ini menjadi titik awal dari upaya serius mendukung UMKM agar naik kelas secara legalitas dan daya saing.

Legalitas Bukan Sekadar Formalitas

Sertifikasi halal memberi jaminan kepercayaan kepada konsumen, terutama di pasar domestik yang mayoritas Muslim. Di sisi lain, izin edar dari BPOM menjadi bukti bahwa produk aman untuk dikonsumsi dan layak beredar secara luas.

Tak kalah penting, HKI melindungi karya cipta, merek, hingga inovasi dari potensi penjiplakan yang merugikan. Perlindungan hak ini memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus meningkatkan citra profesional bagi pelaku usaha kecil.

Sertifikasi bukan sekadar dokumen administratif, tetapi merupakan pintu masuk menuju pasar yang lebih mapan dan regulatif. Dengan dokumen resmi, UMKM dapat menjalin kemitraan dengan banyak pihak, termasuk pelaku usaha besar.

Didorong Masuk ke Rantai Pasar Global

Vice President Corporate Social Responsibility KAI, Sandra Pridaswara, menekankan bahwa fasilitasi ini bukan langkah sesaat, melainkan bagian dari strategi jangka panjang.

“Legalitas yang kuat, branding yang kokoh, dan inovasi digital akan membuat UMKM binaan lebih siap masuk rantai ekonomi global,” tegasnya.

KAI menyadari bahwa transformasi UMKM tidak bisa dilepaskan dari tiga aspek tersebut. Maka, dukungan pun tidak hanya terbatas pada sertifikasi, tetapi juga pelatihan dan pembinaan secara berkelanjutan.

Perpaduan Sertifikasi dan Teknologi

Dalam kegiatan Kick Off, peserta UMKM tidak hanya mendapatkan pendampingan teknis, tetapi juga wawasan baru. Materi yang diberikan mencakup perlindungan produk, pengurusan HKI, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam aspek hukum konsumen.

Langkah ini dianggap progresif karena mempertemukan UMKM tradisional dengan pendekatan teknologi modern. Penggunaan AI dalam perlindungan konsumen menjadi bukti bahwa UMKM harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Dengan pemahaman digital yang lebih baik, UMKM diharapkan mampu bertahan dan bersaing dalam peta pasar yang makin kompleks dan digital-oriented.

Peningkatan Kualitas Produk Jadi Prioritas

Di balik sertifikasi, ada peningkatan kualitas produk yang secara tidak langsung dituntut oleh proses ini. Produk yang hendak memperoleh sertifikat halal atau izin edar BPOM harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Dengan memenuhi standar tersebut, kualitas produk UMKM otomatis naik. Hal ini tentu memberi kepercayaan lebih bagi pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.

Peningkatan kualitas ini akan membawa UMKM pada level yang lebih tinggi. Mereka bukan hanya pemain lokal, tetapi juga calon eksportir yang punya nilai tawar.

Membuka Akses Ritel Nasional dan Ekspor

Salah satu tujuan utama dari program sertifikasi ini adalah membuka akses UMKM ke jaringan ritel nasional. Pasar ritel modern seperti minimarket, supermarket, hingga marketplace besar mewajibkan produk memiliki legalitas resmi.

Tanpa sertifikasi, banyak produk UMKM tertahan di pasar tradisional. Hal ini menjadi kendala dalam peningkatan omset dan perluasan jangkauan.

Dengan dokumen legal yang lengkap, produk UMKM bisa masuk etalase besar. Bahkan, peluang untuk menembus pasar ekspor akan lebih terbuka lebar, mengingat sertifikasi menjadi salah satu syarat mutlak dalam perdagangan internasional.

Mendorong UMKM Jadi Lebih Mandiri dan Inovatif

Dukungan dari KAI ini juga diharapkan dapat mendorong pelaku UMKM untuk lebih mandiri dalam pengembangan usahanya. Setelah memperoleh sertifikasi, mereka memiliki bekal kuat untuk memperluas jaringan, meningkatkan kapasitas produksi, dan melakukan inovasi.

Kehadiran HKI menjadi pemicu bagi UMKM untuk menciptakan produk yang unik dan tidak mudah ditiru. Selain itu, sertifikasi mendorong UMKM untuk menjaga kualitas dan konsistensi dalam jangka panjang.

Dengan sistem pembinaan berkelanjutan, UMKM akan berkembang secara bertahap menuju model bisnis yang lebih profesional.

KAI Perkuat Peran Sosial Lewat UMKM

Sebagai perusahaan BUMN, KAI menempatkan program ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Fokus utamanya adalah menciptakan dampak jangka panjang dan berkelanjutan untuk masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil.

Langkah ini juga menunjukkan peran aktif BUMN dalam penguatan ekonomi kerakyatan. Ketika UMKM maju, maka ekonomi lokal ikut tumbuh, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

KAI berharap, melalui sertifikasi dan pendampingan, UMKM binaannya bisa menjadi contoh sukses transformasi usaha kecil ke tingkat yang lebih tinggi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index