PGN dan Bukit Asam Kolaborasi Kembangkan Gasifikasi Batu Bara Jadi SNG untuk Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Rabu, 30 April 2025 | 13:06:21 WIB
PGN dan Bukit Asam Kolaborasi Kembangkan Gasifikasi Batu Bara Jadi SNG untuk Perkuat Ketahanan Energi Nasional

JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggandeng PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam sebuah proyek strategis untuk mengembangkan Synthetic Natural Gas (SNG) dari batu bara. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendiversifikasi sumber energi domestik dengan memanfaatkan potensi sumber daya dalam negeri yang belum termonetisasi secara maksimal. Proyek yang digagas dua perusahaan energi besar ini dirancang untuk mengolah batu bara berkalori rendah (low-rank coal) milik PTBA yang terdapat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, menjadi gas sintetis berkualitas tinggi yang menyerupai gas bumi.

Lokasi proyek yang berada di Tanjung Enim memiliki nilai strategis tersendiri karena berdekatan dengan jaringan pipa transmisi PGN di wilayah Pagardewa. Kedekatan ini diproyeksikan akan meminimalisasi kebutuhan pengembangan infrastruktur baru yang mahal dan rumit, sehingga efisiensi operasional dapat dicapai sejak tahap awal perencanaan. Selama tahun 2025, kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan menyeluruh untuk menilai potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, jaringan distribusi pipa gas, serta model bisnis dan regulasi pendukung yang memungkinkan proyek berjalan secara berkelanjutan.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah konkret yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat hilirisasi dan meningkatkan kemandirian energi nasional. “Inisiatif ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam hilirisasi dan kemandirian energi. Jika terealisasi, proyek ini berpotensi memperkuat pasokan gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Rosa.

Synthetic Natural Gas atau SNG adalah gas hasil olahan batu bara yang memiliki karakteristik serupa dengan gas alam. Gas ini tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, tetapi juga sebagai bahan baku dalam berbagai industri, termasuk industri pupuk, petrokimia, dan manufaktur lainnya. Dalam proyek ini, SNG diproyeksikan akan menyasar pelanggan eksisting PGN, terutama sektor industri di wilayah Jawa Bagian Barat yang saat ini menghadapi tantangan pasokan gas akibat ketergantungan terhadap pasokan dari luar negeri yang tidak stabil.

Menurut Rosa, PGN telah aktif berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Holding Migas Pertamina, serta mitra teknis dan regulator lainnya untuk memastikan studi proyek gasifikasi ini berjalan dengan tata kelola yang transparan dan akuntabel. “Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Holding Migas Pertamina, serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan studi berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” tegasnya.

Proyek SNG bukanlah satu-satunya langkah PGN dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Sebelumnya, PGN juga telah memulai proyek Biomethane yang inovatif dengan memanfaatkan limbah cair dari pabrik kelapa sawit (POME – Palm Oil Mill Effluent) untuk menghasilkan biogas. Biogas tersebut kemudian diolah menjadi biomethane berkualitas tinggi yang dapat dikompresi menjadi Compressed Natural Gas (CNG) dan didistribusikan ke berbagai sektor, seperti industri, rumah sakit, hotel, serta pusat perbelanjaan.

Proyek Biomethane yang dijalankan bersama konsorsium Jepang saat ini tengah memasuki tahap persiapan desain rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED) untuk kilang biomethane yang akan dibangun di Sumatera. Kilang ini ditargetkan mulai beroperasi pada Triwulan II tahun 2027 dengan kapasitas produksi mencapai 1,2 BBTUD (billion british thermal units per day). Upaya ini menjadi bagian dari komitmen PGN terhadap keberlanjutan dan penyediaan energi bersih rendah karbon di Indonesia.

“Proyek Biomethane juga merupakan komitmen PGN terhadap keberlanjutan pasokan gas bumi yang rendah karbon, sehingga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung NZE pada tahun 2060,” tambah Rosa. NZE merujuk pada target Net Zero Emission yang telah dicanangkan pemerintah Indonesia sebagai bagian dari kontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim global.

Proyek gasifikasi batu bara menjadi SNG yang digagas PGN dan PTBA mencerminkan sinergi antara BUMN energi dalam menciptakan solusi energi berbasis sumber daya lokal. Dengan memanfaatkan cadangan batu bara berkalori rendah yang selama ini belum dimaksimalkan, proyek ini tidak hanya membuka peluang investasi dan lapangan kerja di daerah, tetapi juga mendukung strategi hilirisasi sektor energi yang tengah menjadi fokus pemerintah saat ini.

Jika terealisasi sesuai rencana, proyek ini akan menandai transformasi penting dalam pengelolaan energi nasional, di mana batu bara yang selama ini banyak dikritik karena dampak lingkungannya, diolah menjadi produk energi yang lebih bersih dan efisien. Teknologi konversi batu bara ke gas (coal-to-gas) menjadi solusi jangka menengah yang menjembatani kebutuhan energi saat ini dengan transisi menuju energi bersih di masa depan.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM juga disebut mendukung langkah-langkah korporasi seperti ini, karena sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan peta jalan dekarbonisasi sektor energi. Proyek ini akan menjadi percontohan penting bagaimana integrasi sumber daya domestik dengan teknologi modern dan kerja sama antarlembaga dapat menghasilkan dampak positif secara ekonomi maupun lingkungan.

Dengan berbagai tahapan yang akan dilalui sepanjang tahun 2025, masyarakat dan pelaku industri diharapkan dapat mulai melihat dampak positif dari proyek ini dalam beberapa tahun ke depan. Jika studi kelayakan menunjukkan hasil positif dan semua perizinan serta pembiayaan berhasil diamankan, maka konstruksi fasilitas produksi SNG dan infrastrukturnya dapat dimulai paling cepat pada tahun 2026. Realisasi ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam pemanfaatan batu bara nasional secara lebih bersih, modern, dan berkelanjutan.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB