Harga Nikel Terus Melesat, Komoditas Lain Tunjukkan Kenaikan Jelang Pertemuan Petinggi OPEC

Senin, 05 Mei 2025 | 08:27:55 WIB
Harga Nikel Terus Melesat, Komoditas Lain Tunjukkan Kenaikan Jelang Pertemuan Petinggi OPEC

Harga komoditas utama mengalami pergerakan yang signifikan pada penutupan perdagangan Jumat, dengan sebagian besar komoditas mengalami kenaikan harga, sementara beberapa komoditas lainnya, seperti minyak mentah dan minyak kelapa sawit (CPO), mengalami penurunan. Kenaikan harga batu bara, timah, dan nikel menjadi sorotan, sementara turunnya harga minyak mentah memunculkan ketegangan menjelang pertemuan OPEC+ yang akan membahas kebijakan produksi kelompok tersebut untuk bulan Juni.

Harga Minyak Turun 1,6% Jelang Pertemuan OPEC+

Pada perdagangan akhir pekan, harga minyak mentah tercatat mengalami penurunan signifikan. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), ditutup turun sebesar 95 sen atau sekitar 1,6 persen menjadi USD 58,29 per barel. Begitu juga dengan harga minyak mentah Brent yang tercatat turun 84 sen atau sekitar 1,4 persen, menjadi USD 61,29 per barel. Penurunan harga minyak mentah ini merupakan kerugian mingguan terbesar sejak akhir Maret, yang disebabkan oleh sentimen hati-hati yang muncul menjelang pertemuan OPEC+.

“Para pedagang masih mencermati pertemuan OPEC+ yang akan datang untuk memutuskan kebijakan produksi minyak mereka untuk bulan Juni. Keputusan ini penting karena akan memberikan arahan untuk pergerakan harga minyak ke depan,” kata seorang analis pasar yang enggan disebutkan namanya.

Dalam beberapa minggu terakhir, pasar minyak telah mengalami volatilitas yang cukup besar, seiring dengan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian permintaan global. Kenaikan harga energi lainnya, seperti gas alam dan batu bara, turut berkontribusi terhadap penurunan harga minyak mentah, mengingat adanya peralihan beberapa negara konsumen energi untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap minyak.

Harga Batu Bara Menguat, Mencapai USD 102,35 per Ton

Di sisi lain, harga batu bara mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat. Menurut data dari bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman Juni 2025 tercatat naik sebesar 0,84 persen menjadi USD 102,35 per ton. Kenaikan harga batu bara ini seiring dengan meningkatnya permintaan dari beberapa negara konsumen utama batu bara seperti China dan India, yang membutuhkan pasokan untuk pembangkit listrik.

Kenaikan harga batu bara ini turut dipengaruhi oleh meningkatnya harga gas alam, yang membuat batu bara menjadi alternatif yang lebih menarik. Dengan meningkatnya harga gas alam, banyak negara yang kembali beralih menggunakan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi mereka, yang pada gilirannya turut mendorong harga batu bara ke arah yang lebih tinggi.

CPO Mengalami Penurunan Harga

Sementara itu, harga minyak kelapa sawit (CPO) juga tercatat mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (2/5). Berdasarkan data dari Tradingeconomics, harga CPO turun sebesar 0,77 persen menjadi MYR 3.880 per ton. Penurunan harga CPO ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk fluktuasi nilai tukar mata uang dan ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan internasional yang dapat mempengaruhi permintaan pasar global untuk komoditas ini.

Meski demikian, harga CPO masih diperkirakan akan tetap stabil dalam jangka pendek, seiring dengan adanya permintaan yang tetap kuat dari negara-negara pengimpor utama, seperti China dan India. Dalam beberapa bulan terakhir, harga CPO cenderung fluktuatif, dipengaruhi oleh dinamika pasokan dan permintaan, serta kebijakan perdagangan yang berubah-ubah.

Nikel Terus Melesat, Capai Kenaikan 1,49%

Salah satu komoditas yang menunjukkan pergerakan positif pada penutupan perdagangan adalah nikel. Harga nikel tercatat naik sebesar 1,49 persen, menjadi USD 15.480 per ton, menurut data yang tercatat di Tradingeconomics. Kenaikan harga nikel ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari industri baterai listrik, di mana nikel menjadi salah satu bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Permintaan untuk nikel terus menunjukkan tren positif, seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik yang semakin pesat. Ini memberikan sentimen positif bagi pasar nikel, dan harga diperkirakan akan terus naik seiring dengan semakin besarnya adopsi kendaraan listrik di pasar global,” kata analis komoditas di salah satu lembaga riset energi terkemuka.

Industri kendaraan listrik terus berkembang pesat, dengan banyak negara yang menetapkan target untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke kendaraan listrik. Permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan semakin banyaknya produsen mobil listrik yang memperkenalkan model-model baru.

Harga Timah Juga Menguat, Sentimen Positif dari Pasar Global

Tidak hanya nikel, harga timah juga mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat. Harga timah tercatat naik 3,05 persen menjadi USD 30.698 per ton berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME). Kenaikan harga timah ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dari sektor elektronik dan industri energi terbarukan, yang membutuhkan timah dalam jumlah besar untuk pembuatan komponen-komponen elektronik.

Seperti halnya nikel, permintaan yang terus meningkat dari sektor-sektor tertentu memberikan dorongan positif terhadap harga timah. “Timah semakin banyak digunakan dalam industri elektronik dan energi terbarukan, yang menjadi faktor pendorong utama harga komoditas ini,” ujar seorang analis industri logam global.

Analisis dan Proyeksi Ke Depan

Secara keseluruhan, pasar komoditas global menunjukkan pergerakan yang cukup dinamis, dengan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang signifikan, sementara yang lain mengalami penurunan. Perhatian pasar kini tertuju pada keputusan OPEC+ yang akan mempengaruhi produksi minyak global dan harga energi dalam jangka pendek.

Selain itu, ketegangan geopolitik, perubahan permintaan energi global, serta adopsi teknologi baru seperti kendaraan listrik menjadi faktor penting yang akan memengaruhi pergerakan harga komoditas dalam beberapa bulan mendatang. Para pelaku pasar dan analis komoditas berharap bahwa kebijakan yang diambil oleh OPEC+ akan memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai arah harga minyak dan energi lainnya.

Dengan meningkatnya permintaan untuk bahan baku seperti nikel dan timah, serta ketegangan di pasar energi yang terus berlanjut, pergerakan harga komoditas diharapkan akan terus mempengaruhi perekonomian global dan keputusan kebijakan ekonomi negara-negara besar.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB