Harga Minyak Mentah, Batu Bara, Nikel, dan Timah Naik, CPO Alami Penurunan

Rabu, 07 Mei 2025 | 08:34:08 WIB
Harga Minyak Mentah, Batu Bara, Nikel, dan Timah Naik, CPO Alami Penurunan

JAKARTA - Pada penutupan perdagangan Selasa, 6 Mei 2025, pasar komoditas global menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan harga minyak mentah, batu bara, nikel, dan timah mengalami kenaikan, sementara harga minyak kelapa sawit (CPO) mencatatkan penurunan. Kenaikan harga-harga komoditas utama ini dipicu oleh sejumlah faktor fundamental yang berpengaruh, seperti meningkatnya permintaan pasokan energi, penurunan produksi, serta ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Minyak Mentah: Harga Tertinggi dalam Beberapa Hari Terakhir

Harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan signifikan pada penutupan perdagangan Selasa. Harga minyak Brent naik USD 1,92 atau sekitar 3,2 persen, yang membawa harga per barel mencapai USD 62,15. Sementara itu, harga minyak mentah WTI juga mengalami kenaikan sebesar USD 1,96 atau 3,4 persen, dan ditutup pada harga USD 59,09 per barel.

Kenaikan harga ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan pasokan energi di Eropa dan China, serta ketegangan yang kembali meningkat di Timur Tengah. Penurunan produksi minyak di Amerika Serikat (AS) juga turut berkontribusi pada kenaikan harga tersebut. "Setelah mengevaluasi langkah OPEC+ yang mempercepat pelonggaran pemotongan pasokan, pelaku pasar berfokus pada perkembangan perdagangan dan kemungkinan bahwa kesepakatan perdagangan akan tercapai," ujar Tamas Varga, analis di PVM, sebuah firma pialang dan konsultan yang merupakan bagian dari TP ICAP.

Kenaikan harga minyak ini juga dipengaruhi oleh keputusan OPEC+ yang mempercepat peningkatan produksi minyak, yang sebelumnya sempat tercatat sebagai harga terendah sejak Februari 2021. Meskipun ada upaya peningkatan produksi, para analis mencatat bahwa langkah tersebut berpotensi mengurangi stok minyak mentah global, yang pada gilirannya mendorong harga lebih tinggi.

Menjelang data persediaan minyak mingguan AS yang dirilis pada Rabu, para analis memperkirakan persediaan minyak mentah turun sekitar 800.000 barel minggu lalu. Jika prediksi ini terbukti akurat, ini akan menjadi pertama kalinya stok minyak AS mengalami penurunan selama dua minggu berturut-turut sejak Januari 2025.

Harga CPO Alami Penurunan

Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit (CPO) justru mengalami penurunan pada penutupan perdagangan. Berdasarkan data dari situs Barchart, harga CPO untuk kontrak Juni 2025 tercatat turun 1,24 persen, menjadi MYR 3.755 per ton. Penurunan ini terjadi di tengah adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran global terhadap CPO, termasuk ketidakpastian terkait kebijakan ekspor serta cuaca yang mempengaruhi hasil panen di negara-negara penghasil utama seperti Indonesia dan Malaysia.

Perubahan harga CPO yang fluktuatif ini menjadi sorotan, mengingat CPO merupakan salah satu komoditas ekspor utama bagi negara-negara penghasil minyak kelapa sawit. Penurunan harga ini dapat berdampak pada pendapatan negara-negara tersebut, meskipun masih ada peluang bagi harga CPO untuk rebound seiring dengan permintaan yang diperkirakan akan kembali meningkat pada kuartal ketiga 2025.

Batu Bara: Harga Terus Menguat

Sementara itu, harga batu bara untuk kontrak Juni 2025 mencatatkan kenaikan yang signifikan. Berdasarkan data dari Barchart, harga batu bara mengalami kenaikan sebesar 2,49 persen, mencapai USD 104,90 per ton. Kenaikan harga batu bara ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan global, terutama dari negara-negara besar pengimpor batu bara seperti China dan India. Permintaan batu bara yang tetap tinggi di Asia, meskipun ada upaya untuk beralih ke sumber energi terbarukan, memberikan dorongan positif bagi harga komoditas ini.

Dalam beberapa bulan terakhir, sektor batu bara global mengalami ketidakpastian terkait kebijakan energi global, namun harga batu bara menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Para analis mencatat bahwa kenaikan harga batu bara juga terkait dengan kendala pasokan, yang mengakibatkan peningkatan harga komoditas ini di pasar internasional.

Nikel: Harga Naik Didorong Permintaan dari Industri Kendaraan Listrik

Harga nikel juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME), harga nikel tercatat naik 1,41 persen menjadi USD 15.698 per ton. Kenaikan harga ini dipicu oleh permintaan yang terus meningkat, terutama dari sektor industri kendaraan listrik (EV). Nikel adalah bahan baku utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, dan dengan pesatnya pertumbuhan industri EV, permintaan nikel diperkirakan akan terus mengalami lonjakan dalam beberapa tahun ke depan.

Pertumbuhan industri kendaraan listrik di seluruh dunia, terutama di China dan Eropa, memberikan harapan bahwa permintaan untuk nikel akan terus meningkat. Analis memperkirakan bahwa harga nikel akan tetap berada dalam tren positif seiring dengan terus berkembangnya industri mobil listrik yang membutuhkan lebih banyak bahan baku baterai.

Timah: Terus Menguat di Pasar Global

Selain itu, harga timah juga mencatatkan kenaikan yang signifikan. Berdasarkan data dari LME, harga timah mengalami lonjakan 4,22 persen, yang membawa harga per tonnya mencapai USD 31.992. Kenaikan harga timah ini didorong oleh permintaan yang tinggi dari sektor elektronik dan produk konsumen lainnya. Timah merupakan bahan baku penting dalam industri elektronik, dan seiring dengan pertumbuhan sektor teknologi dan komunikasi global, permintaan untuk timah terus meningkat.

Keberhasilan beberapa negara penghasil timah seperti Indonesia dan Malaysia dalam meningkatkan produksi dan ekspor juga turut berkontribusi pada penguatan harga timah di pasar internasional. Para analis mengindikasikan bahwa tren positif harga timah ini akan terus berlanjut, mengingat besarnya kebutuhan timah dalam perangkat elektronik dan produk teknologi lainnya.

Secara keseluruhan, harga komoditas energi dan logam pada penutupan perdagangan Selasa menunjukkan pergerakan yang menguntungkan bagi sebagian besar sektor. Minyak mentah mengalami lonjakan harga yang signifikan, didorong oleh permintaan yang meningkat di Eropa dan China serta ketegangan geopolitik. Batu bara, nikel, dan timah juga mencatatkan kenaikan, seiring dengan meningkatnya permintaan global dan peran penting sektor-sektor ini dalam ekonomi global. Sementara itu, harga CPO tercatat mengalami penurunan, meskipun potensi pemulihan harga masih terbuka. Pergerakan harga komoditas ini memberikan gambaran positif bagi pasar global yang penuh dengan dinamika, sekaligus menunjukkan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan bagi sektor-sektor energi dan logam di masa depan.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB