JAKARTA - Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan signifikan pada awal tahun 2025. Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru Februari 2025, sektor pertambangan dan penggalian menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, dengan tambahan pekerja mencapai puluhan ribu orang. Fenomena ini menjadi indikator penting dalam struktur ekonomi dan dinamika pasar kerja di wilayah yang dikenal kaya sumber daya alam tersebut.
Angkatan Kerja Naik, Partisipasi Meningkat
Total angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2025 tercatat sebanyak 2.123.156 orang, naik 113.639 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini turut mendorong peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,09 persen poin, menandakan semakin banyak penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi.
Dari total angkatan kerja tersebut, 2.009.990 orang dinyatakan bekerja, meningkat 115.996 orang dari Februari 2024. Kenaikan ini menunjukkan dinamika pasar kerja yang cukup aktif, meskipun beberapa sektor juga mengalami penurunan serapan tenaga kerja.
Sektor Pertambangan dan Penggalian Jadi Magnet Utama
Sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebagai lapangan usaha yang menyerap tambahan tenaga kerja paling banyak. Sebanyak 46.002 orang masuk ke sektor ini dalam satu tahun terakhir.
“Lapangan usaha yang menyerap tambahan tenaga kerja terbesar yaitu sektor pertambangan dan penggalian mencapai 46.002 orang,” ujar Kepala instansi statistik Kalimantan Timur dalam laporan yang dirilis pada 5 Mei 2025.
Angka ini mencerminkan bahwa sektor ini terus menjadi andalan utama dalam menciptakan lapangan pekerjaan di provinsi yang dikenal sebagai salah satu pusat industri ekstraktif di Indonesia.
Tiga Sektor Terbesar: Pertanian, Perdagangan, Pertambangan
Meski pertambangan menjadi penyerap tenaga kerja tambahan tertinggi, dari sisi komposisi keseluruhan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi yang terbesar dengan kontribusi 19,19 persen dari total penduduk bekerja. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,50 persen, dan pertambangan serta penggalian sebesar 9,69 persen.
Artinya, sektor primer dan sektor jasa masih memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja secara luas di Kalimantan Timur.
Jasa Profesional Juga Tumbuh Signifikan
Selain sektor pertambangan, peningkatan serapan tenaga kerja juga terjadi pada sektor jasa profesional dan perusahaan, dengan tambahan 35.189 orang, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyerap 22.808 orang tenaga kerja baru.
Pertumbuhan ini menandakan adanya pergeseran dan diversifikasi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur, terutama di tengah tantangan transisi energi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang sedang digenjot oleh pemerintah daerah.
Tiga Sektor dengan Penurunan Terbesar
Di sisi lain, beberapa sektor justru mengalami penurunan signifikan dalam jumlah tenaga kerja. Tiga sektor yang mengalami penurunan tertinggi secara absolut adalah:
Jasa pendidikan, dengan penurunan 22.469 orang
Konstruksi, turun 11.512 orang
Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, berkurang 5.504 orang
Penurunan ini mencerminkan tantangan dalam sektor publik dan pembangunan fisik, serta potensi perlambatan kegiatan konstruksi dan kebijakan rekrutmen di bidang pemerintahan.
Kondisi Pekerja Formal dan Setengah Pengangguran
Tingkat pekerja formal di Kalimantan Timur tercatat sebesar 1.066.892 orang atau 53,08 persen dari total pekerja, mengalami sedikit penurunan sebesar 0,05 persen poin dibandingkan Februari 2024. Hal ini menandakan bahwa mayoritas pekerja masih berada dalam sektor informal atau tidak memiliki perlindungan ketenagakerjaan yang memadai.
Sementara itu, persentase pekerja setengah pengangguran mengalami kenaikan sebesar 1,58 persen poin, sedangkan pekerja paruh waktu justru menurun 2,81 persen poin. Peningkatan setengah pengangguran bisa mencerminkan adanya ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan pekerjaan yang tersedia, atau tingginya jumlah pekerja yang tidak mendapat jam kerja optimal.
Perubahan Struktur Ketenagakerjaan di Kaltim
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025 mencatat terjadinya pergeseran struktur ketenagakerjaan di Kalimantan Timur. Ini menunjukkan bahwa dinamika pembangunan dan permintaan pasar kerja mengalami transformasi, dipengaruhi oleh pertumbuhan industri baru serta kebijakan ekonomi daerah dan nasional.
“Saat ini, terlihat adanya pergerakan signifikan dari sektor publik ke sektor industri ekstraktif dan jasa,” ungkap kepala badan statistik provinsi tersebut dalam keterangannya. Ia menambahkan bahwa tren ini bisa menjadi indikasi dari realokasi tenaga kerja akibat perubahan kebutuhan ekonomi daerah.
Prospek dan Tantangan ke Depan
Lonjakan penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan tentu menjadi sinyal positif bagi perekonomian Kalimantan Timur. Namun demikian, sektor ini sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global, serta memiliki dampak lingkungan yang signifikan.
Pemerintah daerah diharapkan mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam dengan pembangunan sektor lain yang lebih berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi menjadi hal penting agar ketergantungan pada sektor tambang tidak menimbulkan ketimpangan struktural di masa depan.
Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi sangat diperlukan guna mengatasi meningkatnya angka setengah pengangguran dan memastikan bahwa penduduk usia produktif dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian mereka.
Peningkatan jumlah penduduk bekerja di Kalimantan Timur hingga lebih dari 115 ribu orang dalam setahun merupakan pencapaian positif, terlebih sektor pertambangan mampu menyerap tenaga kerja terbesar dengan lebih dari 46 ribu tambahan pekerja. Namun demikian, tantangan tetap ada dalam menjaga kestabilan sektor informal, meningkatkan kualitas pekerjaan, dan menyesuaikan kebutuhan pasar kerja dengan keterampilan penduduk.
Transformasi struktur ketenagakerjaan yang sedang berlangsung perlu dikawal dengan kebijakan tepat sasaran agar pertumbuhan ekonomi benar-benar inklusif dan berkelanjutan.