Harga Minyak Dunia Cenderung Stabil Usai Tertekan Keputusan OPEC, Pasar Cermati Potensi Oversupply

Rabu, 07 Mei 2025 | 12:48:20 WIB
Harga Minyak Dunia Cenderung Stabil Usai Tertekan Keputusan OPEC, Pasar Cermati Potensi Oversupply

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia menunjukkan pergerakan stabil pada perdagangan Selasa. setelah mengalami penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Stabilitas ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global, menyusul keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) untuk mempercepat peningkatan produksi minyak.

Mengutip laporan Reuters, harga minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan tipis sebesar 10 sen, menjadi US$60,33 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat juga naik sebesar 10 sen menjadi US$57,23 per barel. Kenaikan yang relatif kecil ini terjadi setelah kedua harga acuan tersebut jatuh ke titik terendah sejak Februari 2021 pada perdagangan sebelumnya.

Keputusan OPEC+ pada Sabtu (4/5) menjadi pemicu utama fluktuasi ini. Dalam pertemuan tersebut, kelompok produsen minyak global itu menyepakati peningkatan produksi sebesar 411 ribu barel per hari (bph) untuk bulan Juni 2025. Kenaikan ini menjadi yang kedua berturut-turut setelah langkah serupa di bulan Mei, sehingga total tambahan produksi untuk periode April hingga Juni mencapai 960 ribu bph. Angka ini setara dengan 44 persen dari total pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta bph yang telah diberlakukan sejak 2022.

Keputusan OPEC+ dan Dampaknya Terhadap Pasar

Kebijakan OPEC+ dalam mempercepat pemulihan produksi bertujuan menjaga kestabilan pasokan global di tengah pemulihan ekonomi yang masih rentan. Namun, langkah tersebut justru memicu kecemasan pasar akan terjadinya kelebihan pasokan, yang berpotensi menekan harga minyak lebih dalam.

"Keputusan OPEC+ untuk menambah produksi secara agresif memunculkan kekhawatiran akan oversupply, terutama jika permintaan tidak mampu mengimbangi suplai baru," ujar seorang analis energi dari Reuters dalam laporannya.

Ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan telah menjadi isu krusial sejak pandemi COVID-19 mengguncang pasar energi global. Saat ini, dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi, kekhawatiran akan melimpahnya stok minyak kembali mengemuka, membuat para investor semakin berhati-hati dalam mengambil posisi di pasar energi.

Produksi Minyak AS Tertekan, Diamondback Energy Revisi Proyeksi

Sementara itu, dari sisi produsen minyak non-OPEC, tekanan terhadap industri minyak Amerika Serikat juga semakin terasa. Diamondback Energy, salah satu perusahaan minyak serpih terkemuka asal AS, secara resmi menurunkan proyeksi produksi untuk tahun 2025. Keputusan ini didorong oleh kombinasi ketidakpastian ekonomi global dan peningkatan suplai dari OPEC+.

"Penambahan produksi dari OPEC+ telah menekan harga dan membuat produsen minyak serpih menghadapi tantangan serius dalam menjaga profitabilitas," kata juru bicara Diamondback Energy dalam pernyataan resminya.

Langkah ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas dari sektor energi AS, yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan produksi minyak global di luar OPEC. Dengan kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih dan harga yang masih fluktuatif, banyak produsen AS diprediksi akan lebih berhati-hati dalam ekspansi ke depan.

Kebijakan Ekonomi AS Bisa Tekan Permintaan Global

Di sisi lain, faktor-faktor geopolitik dan kebijakan makroekonomi juga turut memperkeruh prospek harga minyak dunia. Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump disebut tengah menyiapkan sejumlah kebijakan perdagangan baru yang berpotensi memengaruhi permintaan minyak global.

Dalam pernyataannya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk menerapkan kebijakan tarif baru, memotong pajak, serta melanjutkan deregulasi guna menarik investasi jangka panjang di sektor riil.

“Kami percaya pasar keuangan akan tetap tangguh dalam menghadapi ketidakpastian jangka pendek. Fokus kami adalah menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujar Scott Bessent.

Namun, banyak pelaku pasar melihat kebijakan ini sebagai langkah yang berisiko karena dapat memperlambat perdagangan internasional dan, secara tidak langsung, menurunkan permintaan energi global.

The Fed Akan Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian

Menambah kompleksitas situasi, bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pengumuman kebijakan moneter yang dijadwalkan pada Rabu. Langkah ini diambil menyusul ketidakpastian yang dipicu oleh ketegangan perdagangan global dan dampaknya terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Para analis memperkirakan bahwa keputusan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga akan memberikan ruang bernapas bagi pasar keuangan, tetapi dampaknya terhadap harga minyak masih belum jelas. Dalam situasi seperti ini, investor biasanya akan mencari aset aman seperti emas, sementara aset berisiko seperti minyak cenderung mengalami tekanan.

Prospek Pasar Energi Masih Rentan

Kombinasi antara kebijakan OPEC+, perlambatan ekonomi global, serta dinamika kebijakan fiskal dan moneter AS menjadikan prospek pasar minyak dunia penuh ketidakpastian. Sementara itu, upaya untuk menjaga stabilitas harga minyak tetap menjadi prioritas utama baik bagi produsen utama seperti OPEC+ maupun negara-negara konsumen.

"Pasar masih menanti sinyal yang lebih jelas, apakah permintaan global benar-benar pulih atau justru akan melemah lebih lanjut akibat tekanan ekonomi," ujar seorang analis komoditas dari Singapore Exchange, menyoroti bahwa pergerakan harga minyak dalam waktu dekat akan sangat ditentukan oleh data permintaan dan kebijakan ekonomi besar dunia.

Dengan latar belakang yang kompleks ini, para pelaku pasar global akan terus memantau perkembangan pasokan, kebijakan ekonomi, serta respons pasar terhadap berbagai dinamika geopolitik dan makroekonomi. Di tengah ketidakpastian yang tinggi, stabilitas harga minyak tampaknya masih akan menjadi tantangan besar dalam waktu dekat.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB