BMKG Peringatkan Hujan dan Awan Tebal di Banyak Wilayah

Senin, 22 September 2025 | 09:10:14 WIB
BMKG Peringatkan Hujan dan Awan Tebal di Banyak Wilayah

JAKARTA - Memasuki awal pekan, sejumlah wilayah di Indonesia kembali dihadapkan pada kondisi cuaca yang bervariasi. Dari langit cerah berawan hingga potensi hujan lebat disertai petir, dinamika atmosfer terlihat cukup aktif.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui prakirawan Ina Indah Hapsari menyampaikan prakiraan cuaca nasional yang menunjukkan pola berawan dan hujan di sebagian besar daerah.

Dalam keterangan daring dari Jakarta, Senin, 22 September 2025, Ina menjelaskan bahwa Pulau Sumatera menjadi salah satu wilayah yang dipengaruhi cuaca berawan hingga hujan intensitas ringan.

“Cuaca berawan diprediksi terjadi di Banda Aceh, Jambi, Bandar Lampung, dan Pangkal Pinang,” jelas Ina.

Sementara itu, hujan ringan berpotensi mengguyur Bengkulu, Palembang, Pekanbaru, Padang, dan Tanjung Pinang. Sedangkan Medan diprediksi mengalami hujan disertai petir.

Pulau Jawa Didominasi Awan, Sebagian Diguyur Hujan

Beranjak ke Pulau Jawa, kondisi cuaca juga menunjukkan variasi yang cukup signifikan antar kota. Wilayah pantura dan selatan Jawa memiliki cuaca yang cenderung mendung hingga hujan ringan.

“Untuk Surabaya diprakirakan cerah berawan, Semarang berawan. Sementara Serang dan Bandung diprakirakan berawan tebal. Jakarta dan Yogyakarta diprakirakan hujan ringan,” ujar Ina.

Kondisi ini mencerminkan pola atmosfer yang tidak sepenuhnya stabil, yang umum terjadi dalam masa peralihan musim. Perubahan arah angin, kelembapan udara, dan suhu permukaan laut turut mempengaruhi pola hujan yang muncul.

Meski tidak terjadi hujan lebat secara luas, masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap potensi genangan atau kemacetan, terutama di wilayah padat penduduk seperti Jakarta dan sekitarnya.

Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan Ikut Terdampak

Di wilayah Indonesia tengah, cuaca juga menunjukkan ketidakteraturan yang umum pada masa transisi. Di Bali dan Nusa Tenggara, beberapa kota diprediksi mengalami hujan ringan hingga berawan.

“Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara diprediksi cuaca cerah berawan terjadi di Kupang, berawan di wilayah Mataram, dan hujan ringan di Denpasar,” kata Ina.

Sementara itu, di Kalimantan, cuaca berawan merata di beberapa kota besar. Samarinda, Palangka Raya, dan Pontianak berpotensi mengalami cuaca berawan tebal, sedangkan Banjarmasin cenderung berawan biasa.

Di Tanjung Selor, potensi hujan ringan juga muncul sebagai bagian dari pola cuaca lokal yang cukup aktif. Hal ini menunjukkan bahwa Kalimantan tidak lepas dari pengaruh massa udara lembap yang bergerak dari Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan.

Sulawesi dan Papua Berpotensi Diguyur Hujan

Wilayah Sulawesi menjadi salah satu daerah yang mengalami pola cuaca kompleks. Beberapa wilayah mengalami hujan ringan, sementara lainnya berawan tebal hingga hujan petir.

Ina menyampaikan, “Kendari dan Makassar berpotensi mengalami kondisi berawan, disertai potensi hujan ringan di Gorontalo, Manado, dan Mamuju, serta hujan petir di Palu.”

Kondisi ini menjadi perhatian khusus, mengingat sebagian wilayah Sulawesi rentan terhadap banjir dan tanah longsor akibat kontur wilayah yang berbukit dan curah hujan yang tidak menentu.

Di Indonesia Timur, pola cuaca tidak kalah beragam. Dari sekian banyak kota di Papua dan Maluku, hanya Merauke yang diperkirakan mengalami cuaca berawan tanpa hujan.

“Dengan wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, dan Jayapura berpotensi mengalami curah hujan ringan,” jelas Ina lebih lanjut.

Tantangan Nasional di Tengah Peralihan Musim

Keragaman cuaca yang terjadi secara bersamaan di berbagai wilayah Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Peralihan musim seperti ini sering kali memicu gangguan di berbagai sektor, mulai dari pertanian, perhubungan, hingga kesehatan masyarakat.

Cuaca yang tidak menentu bisa berdampak langsung pada produktivitas petani. Kelembapan yang tinggi dan curah hujan yang tidak teratur juga bisa memicu munculnya penyakit tanaman.

Di sisi lain, aktivitas penerbangan dan pelayaran juga perlu mewaspadai kondisi hujan dan angin kencang yang berpotensi muncul secara tiba-tiba.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga kesehatan, mengingat cuaca lembap dan tidak menentu kerap meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti flu dan batuk.

BMKG terus memantau perkembangan kondisi atmosfer termasuk potensi terbentuknya bibit siklon yang bisa memicu hujan lebat. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapan menjadi kunci menghadapi dinamika cuaca di masa peralihan ini.

Himbauan dan Langkah Mitigasi Dini

Dalam kondisi cuaca yang dinamis ini, BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk rutin memantau pembaruan prakiraan cuaca harian. Teknologi yang semakin canggih memungkinkan informasi cuaca disampaikan secara real time melalui berbagai kanal.

Kewaspadaan terhadap potensi petir, genangan, angin kencang, dan perubahan cuaca ekstrem perlu ditingkatkan, khususnya di wilayah padat penduduk dan area rawan bencana.

Pemerintah daerah diharapkan sigap dalam menyiapkan langkah mitigasi seperti sistem drainase yang baik, kesiapan petugas kebencanaan, hingga edukasi masyarakat terkait keselamatan saat hujan deras dan badai.

Meskipun sebagian wilayah hanya akan mengalami cuaca berawan atau hujan ringan, tetapi perubahan cuaca yang cepat tetap menjadi perhatian penting agar aktivitas masyarakat tidak terganggu secara signifikan.

Terkini