BSI

Bank Syariah Indonesia (BSI) Targetkan Peningkatan Bisnis 20 Persen Lewat GIFS 2025

Bank Syariah Indonesia  (BSI) Targetkan Peningkatan Bisnis 20 Persen Lewat GIFS 2025
Bank Syariah Indonesia Targetkan Peningkatan Bisnis 20 Persen Lewat GIFS 2025

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menargetkan peningkatan bisnis yang signifikan sebesar 20% melalui ajang BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025, sebuah acara internasional yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan syariah. Target ini, yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang tercatat pada penyelenggaraan serupa pada 2023, diharapkan dapat memperkuat posisi BSI dalam memperluas jaringan bisnis dan mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Pada acara BSI GIFS 2023 yang lalu, BSI berhasil mencatatkan tambahan bisnis senilai Rp227,11 miliar dari berbagai aktivitas yang dilaksanakan. Bob T. Ananta, Plt. Direktur Utama BSI, dalam keterangannya kepada wartawan pada Selasa, mengungkapkan bahwa nilai tersebut belum mencakup potensi bisnis yang tercipta dari berbagai kerja sama yang terjalin melalui networking selama acara. "Kami optimis dapat mencapai target 20% lebih tinggi pada GIFS 2025, yang tentunya akan menjadi langkah besar bagi BSI dan industri keuangan syariah di Indonesia," kata Bob.

Melalui GIFS 2025, BSI tidak hanya ingin memperluas bisnisnya, tetapi juga mengedepankan pentingnya peran ekonomi dan keuangan syariah dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Bob menambahkan bahwa sektor ini telah tertuang dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, yang mana ekonomi syariah akan menjadi pilar utama dalam mencapainya visi Indonesia Emas 2045. "Transformasi dan optimalisasi ekonomi dan keuangan syariah adalah bagian penting dalam mencapai ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," jelas Bob.

Dalam RPJPN, ekonomi syariah ditempatkan sebagai sektor yang berperan besar dalam mendorong perekonomian yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan. Pengembangan ekonomi syariah menjadi salah satu strategi dalam menciptakan kemandirian bangsa serta memastikan pemerataan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan jangka panjang pembangunan Indonesia yang juga mencakup kesejahteraan masyarakat melalui sektor ekonomi yang berbasis pada prinsip keadilan sosial.

Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, turut menekankan pentingnya harmonisasi kebijakan dalam rangka mendukung kemajuan ekonomi syariah. Menurut Banjaran, kebijakan pengembangan ekonomi syariah harus disusun sejalan dengan target pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Hal ini agar ekonomi syariah tidak dipandang sebagai entitas yang terpisah dari ekonomi umum, tetapi justru sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi Indonesia.

Banjaran juga menyoroti bahwa BSI GIFS 2025 berambisi menjadi forum pemikiran global yang akan mempertemukan para aktivis ekonomi syariah dari berbagai negara. “Melalui GIFS 2025, kami berharap bisa menjadi platform yang mendorong diskusi tentang pengembangan sektor ekonomi syariah, serta menghasilkan kebijakan-kebijakan strategis untuk masa depan," tambahnya.

Selain itu, acara ini diharapkan dapat menghubungkan pelaku bisnis dari berbagai sektor, termasuk industri keuangan, perdagangan, dan investasi, guna memperkuat sinergi dan menciptakan peluang bisnis yang saling menguntungkan. “GIFS 2025 akan menjadi momentum yang sangat baik bagi kami untuk memperkenalkan inovasi dan ide-ide baru dalam ekonomi syariah yang dapat diterapkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Banjaran.

Sementara itu, Rosan Roeslani, CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danatara) dan Menteri Investasi serta Kepala BKPM, memberikan apresiasi besar terhadap peran Bank Syariah Indonesia dalam perkembangan ekonomi syariah di tanah air. Menurut Rosan, BSI memainkan peran yang sangat signifikan dalam kontribusinya terhadap sektor ekonomi syariah, yang saat ini menyumbang sekitar 50% dari total bisnis perbankan syariah di Indonesia. “BSI telah membuktikan diri sebagai pemimpin dalam sektor ini, dan kami berharap kontribusinya semakin besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia,” kata Rosan.

Namun demikian, meskipun kontribusi BSI cukup besar, Rosan menyoroti bahwa pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih terbilang kecil, yaitu hanya sekitar 9% dari total industri perbankan nasional. “Pangsa pasar yang masih kecil ini menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sangat besar. Dengan jumlah penduduk Muslim yang mencapai 87%, kami yakin sektor ini masih memiliki peluang besar untuk berkembang,” jelas Rosan.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pangsa pasar, BSI juga berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan perbankan syariah mereka, baik untuk sektor ritel, korporasi, maupun segmen-segmen lainnya. Selain itu, Rosan juga berharap bahwa dengan berjalannya waktu, sektor perbankan syariah dapat membantu inklusi keuangan yang masih rendah di Indonesia, yang saat ini baru mencapai 12,7%.

“Kolaborasi antara berbagai sektor, termasuk sektor ekonomi syariah, akan sangat penting untuk memperbesar kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB Indonesia. Kami berharap ke depannya ekonomi syariah akan semakin terintegrasi dengan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” kata Rosan.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah direncanakan, BSI bertekad untuk tidak hanya meningkatkan bisnis perbankannya, tetapi juga menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. Melalui acara seperti GIFS 2025, BSI berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor ekonomi syariah yang akan memberikan manfaat tidak hanya bagi perbankan, tetapi juga bagi masyarakat luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index