Logistik

Logistik Makin Kencang, IPC TPK Sambungkan RI–Vietnam

Logistik Makin Kencang, IPC TPK Sambungkan RI–Vietnam
Logistik Makin Kencang, IPC TPK Sambungkan RI–Vietnam

JAKARTA - Peluang peningkatan ekspor Indonesia ke kawasan Asia Tenggara kembali terbuka lebar. Salah satu langkah strategis dilakukan oleh PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK), yang resmi membuka layanan pelayaran baru dengan tujuan Vietnam.

Langkah ini bukan hanya memperluas jalur perdagangan internasional, tetapi juga mempertegas komitmen IPC TPK dalam memperkuat konektivitas logistik Indonesia dengan negara-negara mitra dagang di ASEAN.

Pelayaran Perdana dari Tanjung Priok Menuju Vietnam

Layanan baru ini mulai berjalan melalui kedatangan kapal perdana MV Alvan, kapal berbendera Iran, yang merapat di Terminal Operasi 3 IPC TPK, Pelabuhan Tanjung Priok, pada Kamis, 18 September 2025.

Kapal ini dioperasikan oleh perusahaan pelayaran HDAS CO, dengan agen lokal dari Karana Line. Rute yang dilayani mencakup Port Klang – Hai Phong – Pasir Gudang – Port Klang – Jakarta sebagai bagian dari layanan adhoc call.

Dengan panjang 167 meter dan lebar 26 meter, MV Alvan membawa total 450 boks petikemas untuk kegiatan bongkar muat. Proses pelayanan dilakukan oleh IPC TPK dengan tetap memperhatikan efisiensi dan kelancaran operasional.

Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana, menjelaskan bahwa pembukaan rute ini merupakan bagian dari strategi memperluas jaringan dan memfasilitasi kelancaran perdagangan lintas negara di Asia Tenggara.

“Inisiatif ini tidak hanya membuka peluang perdagangan yang lebih luas, tetapi juga memperkuat peran IPC Terminal Petikemas sebagai mitra strategis dalam mendukung kelancaran arus logistik,” ungkap Guna pada Minggu, 21 September 2025.

Strategi Dorong Nilai Perdagangan RI–Vietnam

Pembukaan layanan pelayaran langsung ini diyakini menjadi langkah konkret dalam memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Vietnam.

Menurut data resmi dari otoritas Vietnam, nilai ekspor Vietnam ke Indonesia mencapai US$ 6 miliar pada 2024, angka tertinggi sepanjang sejarah dengan pertumbuhan 15,4% secara tahunan.

Adapun target perdagangan bilateral antara Indonesia dan Vietnam ditetapkan sebesar US$ 18–20 miliar pada 2025 hingga 2026. Dengan dibukanya rute langsung ini, pencapaian target tersebut semakin terbuka lebar.

“Layanan ini memperkuat peran IPC TPK sebagai mitra strategis logistik internasional dan membuka peluang lebih besar bagi pelaku ekspor-impor Indonesia,” jelas Guna.

Ia juga menambahkan bahwa dukungan dari pelabuhan, efisiensi jalur logistik, dan layanan bongkar muat yang cepat merupakan faktor penting untuk mendukung peningkatan daya saing produk ekspor Indonesia.

Rute baru ke Vietnam ini sekaligus menjawab kebutuhan industri terhadap jaringan logistik yang lebih terintegrasi. Bagi banyak eksportir, jalur pelayaran langsung tentu mengurangi waktu dan biaya distribusi.

Selain memperkuat posisi IPC TPK sebagai pengelola terminal peti kemas, langkah ini juga menunjukkan bahwa penguatan jalur laut menjadi kunci percepatan perdagangan internasional pasca-pandemi.

Perluasan rute ini juga mempertegas posisi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub utama kegiatan ekspor-impor Indonesia di kawasan barat.

Kolaborasi Regional dan Efisiensi Logistik

Kerja sama dengan HDAS CO dan Karana Line dalam layanan baru ini merupakan contoh sinergi antarpelaku industri pelayaran dan pengelola pelabuhan. Model kolaborasi ini diharapkan terus berkembang ke negara-negara tujuan lain di kawasan Asia.

Menurut IPC TPK, ke depan akan terus dilakukan upaya untuk membuka rute baru lainnya, seiring meningkatnya permintaan ekspor-impor dari kawasan Asia Tenggara, terutama dari sektor manufaktur dan agribisnis.

Dengan layanan tambahan seperti ini, para pelaku industri di Indonesia memiliki lebih banyak pilihan dalam melakukan distribusi barang ke luar negeri, dengan harga yang lebih efisien dan waktu tempuh yang lebih singkat.

Arah Masa Depan Logistik Maritim Indonesia

Langkah strategis IPC TPK melalui pembukaan rute baru ini menjadi bagian dari transformasi besar dalam ekosistem logistik nasional.

Dengan target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pembukaan jalur pelayaran langsung seperti ini adalah bagian dari pembangunan konektivitas global yang nyata.

Guna Mulyana menegaskan, IPC TPK berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan dan inovasi guna mendukung aktivitas logistik nasional. Fokus perusahaan saat ini adalah meningkatkan efisiensi, kecepatan layanan, serta menjangkau pasar-pasar ekspor potensial.

“Harapannya, rute baru ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar Asia Tenggara,” tutupnya.

Dengan konektivitas yang lebih kuat dan fasilitas pelabuhan yang semakin berkembang, IPC TPK menegaskan diri sebagai pemain utama dalam mendukung pergerakan logistik dan ekspor nasional.

Peluang bagi para eksportir pun semakin luas, seiring terbukanya akses langsung ke negara mitra seperti Vietnam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index