Harga BBM Non-Subsidi Turun di Sejumlah Wilayah, Pertamina Sesuaikan Tarif per 21 April 2025

Senin, 21 April 2025 | 17:51:45 WIB
Harga BBM Non-Subsidi Turun di Sejumlah Wilayah, Pertamina Sesuaikan Tarif per 21 April 2025

JAKARTA - PT Pertamina secara resmi mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi yang berlaku mulai Senin, 21 April 2025. Penyesuaian harga ini merupakan langkah berkala yang dilakukan perusahaan dalam merespons fluktuasi harga minyak mentah global. Dalam keterangannya, Pertamina menyampaikan bahwa penyesuaian harga dilakukan untuk memastikan keseimbangan antara harga keekonomian dan kemampuan daya beli masyarakat.

Penyesuaian harga tersebut diberlakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Di beberapa daerah, terlihat adanya penurunan harga pada sejumlah jenis BBM non-subsidi, seperti Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sebagai contoh, harga Pertamax di wilayah Jawa Barat mengalami penurunan sebesar Rp400, dari sebelumnya Rp12.900 menjadi Rp12.500 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Green 95 turun Rp450 dari Rp13.700 menjadi Rp13.250 per liter, Pertamax Turbo turun Rp500 menjadi Rp13.500 per liter, Dexlite turun Rp700 menjadi Rp13.600 per liter, dan Pertamina Dex juga turun Rp700 menjadi Rp13.900 per liter.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa penyesuaian harga ini mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Penyesuaian harga ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan tetap mengacu pada regulasi yang berlaku,” ujar Fadjar.

Fadjar juga menambahkan bahwa harga BBM non-subsidi bisa berbeda-beda di setiap daerah karena mempertimbangkan biaya logistik dan distribusi. Oleh karena itu, harga BBM di wilayah Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang berbeda dengan daerah lainnya. Misalnya, di FTZ Batam, harga Pertamax dipatok Rp11.900 per liter, Pertamax Turbo Rp12.850 per liter, Dexlite Rp12.900 per liter, dan Pertamina Dex Rp13.200 per liter.

Untuk wilayah ibu kota, DKI Jakarta, harga Pertamax pada 21 April 2025 ditetapkan sebesar Rp12.500 per liter, Pertamax Turbo Rp13.500 per liter, Pertamax Green 95 Rp13.250 per liter, Dexlite Rp13.600 per liter, dan Pertamina Dex Rp13.900 per liter. Harga ini berlaku juga di sejumlah provinsi lainnya seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.

Di sisi lain, BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar masih dipertahankan pada harga yang sama di seluruh Indonesia. Harga Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan Biosolar sebesar Rp6.800 per liter. Keputusan untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Sementara itu, wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi juga mengalami penyesuaian harga yang berbeda-beda, tergantung kondisi distribusi dan logistik masing-masing daerah. Di Provinsi Riau, misalnya, harga Pertamax sebesar Rp13.050, Pertamax Turbo Rp14.100, Dexlite Rp14.200, dan Pertamina Dex Rp14.500 per liter. Harga serupa juga diterapkan di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Kepulauan Riau.

Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur masih menetapkan harga Pertamax sebesar Rp13.050 dan Rp12.800 per liter. Sementara untuk Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing berada di kisaran Rp14.200 dan Rp14.500 per liter. Di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua dan Maluku, harga BBM non-subsidi cenderung lebih tinggi akibat tantangan distribusi yang cukup besar.

Pertamina menyebut bahwa informasi detail mengenai harga BBM di seluruh wilayah Indonesia dapat diakses melalui laman resmi MyPertamina.id. Langkah ini dilakukan guna memberikan transparansi dan kemudahan akses informasi kepada masyarakat.

Dengan penyesuaian harga ini, Pertamina berharap dapat terus menjaga kelangsungan distribusi energi nasional secara berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tambah Fadjar Djoko Santoso.

Berikut adalah contoh daftar harga BBM non-subsidi yang berlaku per 21 April 2025 di beberapa wilayah:

Di Provinsi Aceh, harga Pertamax ditetapkan sebesar Rp12.800, Pertamax Turbo Rp13.800, Dexlite Rp13.900, dan Pertamina Dex Rp14.200 per liter. Untuk wilayah Sumatera Utara, harga Pertamax juga Rp12.800, Pertamax Turbo Rp13.800, Dexlite Rp13.900, dan Pertamina Dex Rp14.200. Sementara di Sumatera Barat dan Riau, harga Pertamax mencapai Rp13.050, dan Pertamax Turbo Rp14.100 per liter.

Wilayah Jawa dan Bali, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Bali, menunjukkan harga yang seragam untuk jenis BBM non-subsidi, yaitu Pertamax Rp12.500, Pertamax Turbo Rp13.500, Pertamax Green 95 Rp13.250, Dexlite Rp13.600, dan Pertamina Dex Rp13.900 per liter.

Wilayah Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), menetapkan harga Pertamax sebesar Rp12.500, Pertamax Turbo Rp13.500, Pertamax Green 95 Rp13.250, Dexlite Rp13.600, dan Pertamina Dex Rp13.900. Sementara untuk solar non-subsidi di NTT dipatok pada harga Rp13.500 per liter.

Di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, harga Pertamax berkisar antara Rp12.800 hingga Rp13.050. Dexlite dan Pertamina Dex di wilayah ini berada pada harga Rp13.900 dan Rp14.200 per liter. Untuk wilayah Sulawesi, seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, harga BBM non-subsidi juga cenderung seragam, yakni Pertamax Rp12.800 dan Dexlite Rp13.900.

Di wilayah Papua dan Papua Barat Daya, beberapa jenis BBM seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex belum tersedia. Namun, harga Pertamax yang berlaku di kedua provinsi tersebut dipatok sebesar Rp12.800, dan Dexlite sebesar Rp13.900 per liter.

Secara keseluruhan, penyesuaian harga BBM ini menunjukkan bahwa Pertamina berupaya menjaga stabilitas harga energi nasional sekaligus merespons dinamika global dengan pendekatan yang fleksibel namun tetap berpihak kepada masyarakat. Pemerintah dan Pertamina diharapkan terus bersinergi untuk mengedepankan keterjangkauan energi, khususnya menjelang periode mudik Lebaran dan Hari Raya yang biasanya ditandai dengan lonjakan konsumsi BBM.

Terkini

14 Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Penuaan Dini Tubuh

Senin, 22 September 2025 | 16:18:21 WIB

6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diketahui

Senin, 22 September 2025 | 16:18:17 WIB

Tablet Redmi Pad 2 Pro: Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo

Senin, 22 September 2025 | 16:18:15 WIB

Pesona Miyagi, Surga Alam dan Kuliner Otentik di Jepang

Senin, 22 September 2025 | 16:18:12 WIB