Listrik

Irlandia Pimpin Daftar Negara dengan Tarif Listrik Tertinggi di Dunia, Ini Daftar Lengkap dan Faktor Penyebabnya

Irlandia Pimpin Daftar Negara dengan Tarif Listrik Tertinggi di Dunia, Ini Daftar Lengkap dan Faktor Penyebabnya
Irlandia Pimpin Daftar Negara dengan Tarif Listrik Tertinggi di Dunia, Ini Daftar Lengkap dan Faktor Penyebabnya

JAKARTA - Tarif listrik terus menjadi isu global yang krusial di tengah upaya transisi energi dan ketidakstabilan geopolitik yang memengaruhi pasar energi dunia. Berdasarkan data terbaru dari Global Petrol Prices, Irlandia dinobatkan sebagai negara dengan harga listrik tertinggi di dunia, mencapai USD 0,53 per kilowatt-jam (kWh). Di bawah Irlandia, sembilan negara lainnya juga mencatatkan harga listrik yang sangat tinggi, sebagian besar berasal dari wilayah Eropa dan Amerika Utara.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa harga listrik bisa sangat tinggi di negara-negara tersebut? Apa saja faktor pemicunya, dan bagaimana respons pemerintah untuk mengatasi masalah ini?

Irlandia: Ketergantungan Impor dan Pajak Energi

Irlandia menempati urutan pertama dengan tarif listrik mencapai USD 0,53 per kWh. Penyebab utamanya adalah ketergantungan negara ini pada impor bahan bakar fosil. Irlandia memiliki cadangan energi domestik yang sangat terbatas, terutama gas alam, yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya, negara ini harus mengimpor energi dalam jumlah besar dan terkena dampak langsung dari fluktuasi harga pasar global.

Selain itu, infrastruktur energi terbarukan Irlandia masih belum berkembang maksimal. Padahal negara ini memiliki potensi besar dari energi angin dan matahari. Namun karena pengembangan infrastruktur tersebut masih terbatas, biaya yang dikeluarkan untuk energi bersih saat ini justru meningkatkan beban biaya keseluruhan.

Pemerintah Irlandia juga menerapkan pajak konsumsi listrik sebagai bagian dari kebijakan investasi energi hijau. Meski langkah ini bertujuan untuk jangka panjang, saat ini justru menyebabkan lonjakan harga listrik bagi masyarakat. Seperti yang diungkapkan dalam laporan Global Petrol Prices, "Ada berbagai pajak yang dikenakan pada konsumsi listrik, dengan tujuan untuk menginvestasikan kembali uang tersebut ke dalam proyek energi terbarukan."

Kondisi geografis Irlandia juga mempersulit distribusi energi. Populasi yang tersebar membuat biaya penyambungan infrastruktur menjadi lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan populasi terkonsentrasi.

Liechtenstein: Ukuran Negara Kecil dan Minimnya Persaingan

Liechtenstein berada di posisi kedua dengan harga listrik USD 0,46 per kWh. Negara kecil yang terletak di Eropa Tengah ini memiliki berbagai kendala struktural yang berkontribusi pada tingginya tarif listrik. Ketergantungan pada impor energi dari Swiss menjadi faktor dominan.

Karena ukuran wilayahnya sangat kecil dan populasinya rendah, Liechtenstein tidak bisa menikmati skala ekonomi. Hal ini menyebabkan biaya penyediaan dan distribusi energi menjadi lebih tinggi. "Liechtenstein termasuk dalam 10 negara terkecil di dunia baik berdasarkan luas tanah maupun ukuran populasi, sehingga tidak dapat memperoleh keuntungan dari skala ekonomi untuk pasar energinya," tulis laporan tersebut.

Minimnya persaingan di pasar energi juga menjadi masalah. Karena jumlah penyedia energi sangat terbatas, tidak ada tekanan pasar yang cukup untuk menurunkan harga.

Topografi negara yang didominasi oleh pegunungan juga menambah biaya infrastruktur. Membangun dan merawat jaringan listrik di medan seperti ini memerlukan investasi besar yang akhirnya dibebankan kepada konsumen.

Italia: Biaya Impor dan Investasi Energi Terbarukan

Italia berada di posisi ketiga, juga dengan tarif USD 0,46 per kWh. Seperti Irlandia dan Liechtenstein, Italia sangat bergantung pada impor bahan bakar. Hal ini menjadi penyebab utama melonjaknya harga listrik di negara tersebut.

Italia juga memiliki medan geografis yang menantang dan populasi yang tersebar, membuat pembangunan infrastruktur energi lebih mahal. Meski pemerintah telah berinvestasi dalam energi terbarukan, seperti solar dan angin, biaya awal pembangunan fasilitas tersebut cukup tinggi.

“Proyek-proyek energi terbarukan membutuhkan anggaran besar. Harga listrik telah naik lebih dari 20% dalam lima tahun terakhir karena harga material juga naik,” ungkap laporan tersebut.

Bahama dan Inggris: Ketergantungan Impor dan Perubahan Geopolitik

Bahama, sebuah negara kepulauan di Karibia, menempati urutan keempat dengan harga USD 0,45 per kWh. Negara ini menghadapi tantangan dalam mendistribusikan listrik ke berbagai pulau, yang meningkatkan biaya operasional.

Selain itu, Bahama tengah melakukan transisi energi dengan berupaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun pergeseran ini masih memerlukan biaya tinggi, yang berimbas langsung pada tarif listrik saat ini.

"Negara kepulauan itu berusaha untuk mendiversifikasi sumber energinya dan mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil impor," menurut laporan Global Petrol Prices.

Inggris, yang berada di posisi kelima dengan harga yang sama (USD 0,45 per kWh), juga menghadapi tantangan tersendiri. Penurunan produksi dari ladang minyak dan gas Laut Utara memaksa Inggris untuk mengimpor energi lebih banyak. Dampak Brexit turut memperparah kondisi dengan meningkatnya tarif impor dan perubahan perjanjian perdagangan energi.

Krisis biaya hidup dan investasi dalam proyek energi hijau turut menambah tekanan harga. "Inggris juga memiliki beberapa peraturan dan kebijakan lingkungan untuk mengurangi emisi karbon. Karena pemasok harus membayar untuk mematuhi peraturan ini, biaya tersebut sering diteruskan ke konsumen," bunyi laporan.

Negara-Negara Lain dalam Daftar 10 Besar

Selain lima negara teratas, berikut lima negara lain yang masuk dalam daftar negara dengan tarif listrik termahal:

Belgia – USD 0,43 per kWh

Bermuda – USD 0,42 per kWh

Kepulauan Cayman – USD 0,40 per kWh

Jerman – USD 0,40 per kWh

Latvia – USD 0,36 per kWh

Mayoritas negara dalam daftar ini berasal dari Eropa, yang mencerminkan tantangan besar benua tersebut dalam menyeimbangkan kebutuhan energi, investasi energi hijau, dan kestabilan harga.

Perbandingan dengan Negara Termurah

Sebagai perbandingan, Iran menjadi negara dengan harga listrik paling murah di dunia, yakni hanya USD 0,002 per kWh. Perbedaan mencolok ini menunjukkan betapa besar disparitas biaya energi antarnegara di dunia, dipengaruhi oleh sumber daya, kebijakan energi, serta infrastruktur domestik.

Tingginya harga listrik di negara-negara tersebut menunjukkan bahwa transisi energi bukanlah proses yang murah atau mudah. Investasi dalam energi terbarukan, keterbatasan sumber daya, hingga dampak geopolitik menjadi faktor utama lonjakan harga. Meski demikian, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah – seperti pengembangan infrastruktur hijau dan efisiensi energi – diharapkan mampu memberikan hasil jangka panjang berupa kestabilan harga dan keberlanjutan lingkungan.

Sebagaimana tertulis dalam laporan, “Meskipun ini dapat membantu mengurangi biaya di masa depan, saat ini menghasilkan harga yang lebih tinggi.” Artinya, dunia tengah menghadapi titik balik penting dalam sistem energi global yang menuntut keseimbangan antara harga terjangkau dan keberlanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index