JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami penurunan signifikan yang berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Indonesia, mulai Rabu, 30 April 2025. Penurunan harga ini mencakup berbagai jenis BBM, terutama untuk bahan bakar beroktan tinggi (RON) 92, yang telah membuat konsumen bersorak gembira, mengingat dampaknya terhadap pengeluaran bulanan mereka. Penurunan harga ini tentu saja menjadi angin segar bagi masyarakat, khususnya para pengguna kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang sebelumnya merasakan beban berat akibat harga bahan bakar yang tinggi.
Mengutip laporan dari berbagai sumber, harga BBM turun bervariasi antara satu merek SPBU dengan merek lainnya, dengan pengurangan harga yang berkisar antara Rp 400 hingga Rp 670 per liter. Hal ini tentunya mendorong konsumen untuk lebih selektif dalam memilih tempat pengisian bahan bakar. Beberapa merek terkenal, seperti Pertamina, Shell, dan BP, turut menurunkan harga jual produk mereka, yang kini membuat harga bahan bakar menjadi lebih terjangkau.
Penurunan Harga BBM Berdampak pada Konsumen dan Transportasi
Di antaranya, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Pertamax, yang sebelumnya berada di angka Rp 12.900 per liter, kini turun menjadi Rp 12.500 per liter. Sementara itu, di SPBU Shell, harga bahan bakar Shell Super yang beroktan 92 mengalami penurunan sebesar Rp 670, sehingga harga per liternya menjadi Rp 13.920. Penurunan harga yang cukup signifikan ini juga terjadi pada BP 92 yang turun dari harga sebelumnya Rp 13.300 per liter menjadi Rp 12.800 per liter.
"Penurunan harga BBM ini sangat membantu masyarakat, terutama bagi pengendara kendaraan pribadi. Harga bahan bakar yang lebih terjangkau tentunya akan menurunkan biaya operasional transportasi," ujar salah satu pengamat ekonomi energi, yang menilai langkah ini sebagai kebijakan yang sangat dinanti oleh masyarakat.
Harga bahan bakar yang lebih rendah tentu akan memberikan dampak positif bagi ekonomi domestik, terutama dalam hal pengurangan beban biaya transportasi bagi masyarakat yang sebagian besar mengandalkan kendaraan bermotor untuk aktivitas sehari-hari. Penurunan harga BBM ini juga diharapkan akan merangsang konsumsi masyarakat, mengingat bahan bakar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan ekonomi.
Perbandingan Harga BBM di SPBU Terkemuka
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah perincian harga BBM yang mengalami penurunan pada 30 April 2025 di beberapa merek SPBU terkemuka di Indonesia:
Shell
Shell Super: Rp 12.920 per liter
Shell V-Power: Rp 13.370 per liter
Shell V-Power Diesel: Rp 14.060 per liter
Shell V-Power Nitro+: Rp 13.550 per liter
Pertamina
Solar subsidi: Rp 6.800 per liter
Pertalite: Rp 10.000 per liter
Pertamax: Rp 12.500 per liter
Pertamax Turbo: Rp 13.500 per liter
Pertamax Green 95: Rp 13.250 per liter
Dexlite: Rp 13.600 per liter
Pertamina Dex: Rp 13.900 per liter
BP
BP Ultimate: Rp 13.370 per liter
BP 92: Rp 12.800 per liter
BP Ultimate Diesel: -
BP Diesel: Rp 13.640 per liter
Vivo
Revvo 90: Rp 12.700 per liter
Revvo 92: Rp 12.920 per liter
Revvo 95: Rp 13.370 per liter
Diesel Primus Plus: Rp 14.060 per liter
Perbedaan harga antar merek tentu membuat konsumen perlu lebih selektif dalam memilih SPBU yang akan mereka kunjungi. Beberapa SPBU yang menawarkan harga lebih terjangkau, seperti Pertamina dan BP, kini menjadi pilihan utama bagi konsumen yang ingin menghemat biaya bahan bakar. Sebagai contoh, meskipun harga Pertamax di SPBU Pertamina turun menjadi Rp 12.500 per liter, harga di Shell dan BP lebih tinggi, yaitu sekitar Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per liter, tergantung jenis bahan bakar yang digunakan.
Dampak Positif pada Perekonomian dan Transportasi
Penurunan harga BBM juga memberikan dampak positif pada perekonomian domestik, khususnya dalam sektor transportasi. Biaya operasional transportasi yang lebih rendah akan mengurangi tekanan pada angkutan umum dan kendaraan pribadi, serta menurunkan biaya logistik barang yang bergantung pada bahan bakar. "Kenaikan harga BBM sebelumnya sempat membebani angkutan barang dan pribadi. Sekarang, dengan turunnya harga bahan bakar, kami bisa sedikit bernapas lega," kata seorang pengusaha logistik yang juga merasakan langsung dampak dari penurunan harga ini.
Bagi pengendara kendaraan pribadi, penurunan harga BBM juga menjadi kesempatan untuk mengatur ulang anggaran bulanan mereka. Dengan harga bahan bakar yang lebih terjangkau, mereka bisa menghemat pengeluaran untuk transportasi, yang selama ini menjadi salah satu pos pengeluaran terbesar.
Tak hanya itu, penurunan harga BBM juga diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Konsumen yang sebelumnya menahan pengeluaran mereka akibat harga bahan bakar yang tinggi kini lebih cenderung untuk berbelanja dan melakukan perjalanan, yang tentunya akan mendongkrak permintaan barang dan jasa di pasar.
Turunnya harga BBM yang berlaku mulai 30 April 2025 menjadi kabar gembira bagi seluruh masyarakat Indonesia. Penurunan harga bahan bakar ini, khususnya untuk produk RON 92, memberikan dampak positif bagi pengendara kendaraan pribadi dan angkutan umum, serta sektor ekonomi lainnya yang bergantung pada transportasi. Namun, dengan adanya perbedaan harga antar SPBU, konsumen diharapkan lebih selektif dalam memilih tempat pengisian bahan bakar yang sesuai dengan anggaran mereka.
Meskipun harga BBM turun, masyarakat tetap diminta untuk tetap bijak dalam mengelola pengeluaran, serta mempertimbangkan penggunaan transportasi yang lebih efisien guna mengoptimalkan manfaat dari penurunan harga ini. Pemerintah dan perusahaan energi seperti Pertamina, Shell, dan BP diharapkan terus berupaya menjaga kestabilan harga bahan bakar, mengingat pentingnya sektor energi bagi perekonomian nasional.