Logistik

Kendaraan Niaga Listrik Makin Diminati Perusahaan Logistik, Efisiensi dan Ramah Lingkungan Jadi Daya Tarik Utama

Kendaraan Niaga Listrik Makin Diminati Perusahaan Logistik, Efisiensi dan Ramah Lingkungan Jadi Daya Tarik Utama
Kendaraan Niaga Listrik Makin Diminati Perusahaan Logistik, Efisiensi dan Ramah Lingkungan Jadi Daya Tarik Utama

JAKARTA - Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 kembali menjadi ajang bergengsi yang menunjukkan geliat teknologi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Tidak hanya menampilkan kendaraan listrik untuk kebutuhan pribadi, PEVS 2025 juga memperlihatkan inovasi kendaraan listrik untuk sektor bisnis, terutama kendaraan niaga listrik yang kini mulai banyak diminati oleh perusahaan logistik nasional.

Salah satu sorotan utama pada pameran tahun ini adalah partisipasi PT Mobil Anak Bangsa (MAB), perusahaan otomotif nasional yang turut menghadirkan lini kendaraan listrik operasional untuk sektor industri. MAB memamerkan sejumlah kendaraan niaga listrik, termasuk truk dan pikap listrik, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan logistik modern yang efisien dan rendah emisi.

Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa, Kelik Irwantono, menjelaskan bahwa kendaraan niaga listrik buatan MAB bukan sekadar konsep, tetapi merupakan solusi nyata yang sudah siap diimplementasikan untuk menunjang operasional bisnis skala kecil hingga besar.

“Untuk truk listrik, MAB memamerkan model MT 8 NF. Truk listrik ini dibekali dengan paket baterai berkapasitas 162,28 kWh dengan motor listrik yang menghasilkan tenaga 217 dk (160 kW) dan torsi puncak yang mencapai 2.100 Nm,” ungkap Kelik saat ditemui di sela acara PEVS 2025.

Truk listrik MT 8 NF ini memiliki Gross Vehicle Weight (GVW) 8.000 kg atau setara dengan 8 ton, dan mampu menempuh jarak hingga 150 km dalam sekali pengisian daya penuh. Dengan kecepatan maksimum mencapai 80 km/jam, kendaraan ini cocok untuk operasional logistik di dalam kota maupun antarwilayah dengan jarak sedang.

Sebagai langkah konkret untuk memasuki pasar logistik nasional, MAB menjalin kerja sama dengan perusahaan ekspedisi ternama, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Dalam perhelatan PEVS 2025, MAB dan JNE menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan uji coba penggunaan truk listrik dalam kegiatan operasional logistik JNE.

“Melalui kerja sama ini, kami akan menyediakan unit truk listrik untuk operasional terbatas di JNE. Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas kendaraan ini, efisiensi biaya operasional, serta dampak lingkungannya,” tambah Kelik.

Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk keseriusan industri otomotif nasional dalam mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon di sektor transportasi logistik. Tidak hanya dari sisi performa dan efisiensi, kendaraan listrik juga menawarkan keunggulan lain dalam hal biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil.

Sementara itu, pabrikan lain yang turut meramaikan sektor kendaraan niaga listrik di PEVS 2025 adalah DFSK (Dongfeng Sokon), melalui unit bisnisnya PT Sokonindo Automobile. DFSK memperkenalkan Gelora E, mobil niaga listrik berbasis Battery Electric Vehicle (BEV) pertama yang diproduksi dan dijual secara resmi di Indonesia.

Gelora E hadir dalam dua varian, yaitu minibus dan blind van. Kendaraan ini memiliki dimensi panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm, dan tinggi 2.000 mm, menjadikannya cocok sebagai kendaraan logistik skala menengah, baik untuk pengiriman barang maupun penumpang.

CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus, menyatakan bahwa Gelora E telah mendapatkan kepercayaan dari berbagai pelaku usaha di sektor transportasi dan logistik.

“Gelora E ini sudah menjalin banyak kerja sama dengan perusahaan-perusahaan delivery dan layanan antar penumpang. Saya harapkan ekonomi lebih baik, jadi kita bisa lebih mendukung perkembangan ekonomi nasional melalui kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Ditenagai oleh baterai lithium-ion berkapasitas 42 kWh, DFSK Gelora E diklaim mampu menempuh jarak hingga 300 km dalam satu kali pengisian daya penuh. Angka ini menjadikannya salah satu kendaraan niaga listrik dengan jarak tempuh terpanjang di kelasnya.

Produksi Gelora E dilakukan di pabrik DFSK yang berlokasi di Cikande, Banten, yang menjadi bukti bahwa kendaraan listrik niaga sudah dapat diproduksi secara lokal, memberikan nilai tambah pada industri otomotif nasional sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.

Meningkatnya ketertarikan terhadap kendaraan niaga listrik bukan tanpa alasan. Sejumlah perusahaan logistik kini menghadapi tekanan dari regulasi lingkungan yang lebih ketat serta meningkatnya kesadaran pelanggan akan pentingnya transportasi ramah lingkungan. Di sisi lain, kendaraan listrik menawarkan keunggulan signifikan dari sisi biaya perawatan dan efisiensi konsumsi energi.

Dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik niaga yang tersedia di pasar, perusahaan logistik kini dapat melakukan diversifikasi armada mereka tanpa mengorbankan performa atau produktivitas. Kehadiran kendaraan seperti MAB MT 8 NF dan DFSK Gelora E memberikan opsi baru yang lebih berkelanjutan.

PEVS 2025 pun menunjukkan bahwa masa depan transportasi logistik di Indonesia akan semakin hijau dan canggih. Langkah-langkah yang dilakukan oleh produsen kendaraan listrik seperti MAB dan DFSK membuka jalan bagi transformasi sektor logistik yang tidak hanya efisien secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.

“Melalui inovasi kendaraan listrik, kami ingin mendukung peralihan menuju ekosistem mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tutup Kelik Irwantono.

Dengan hadirnya kendaraan-kendaraan niaga listrik yang semakin canggih dan aplikatif, diharapkan lebih banyak pelaku industri logistik di Indonesia yang ikut mengadopsi solusi ramah lingkungan ini. Pemerintah pun diharapkan turut memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index