JAKARTA - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam kelompok OPEC+ diperkirakan akan mempercepat kenaikan produksi minyak mereka dalam beberapa bulan mendatang. Menurut laporan yang mengutip lima sumber industri yang terlibat dalam pembicaraan ini, OPEC+ berencana untuk menambah produksi hingga 2,2 juta barel per hari (bph) pada bulan November 2025. Keputusan ini menandai langkah signifikan setelah beberapa kebijakan pemangkasan produksi yang diberlakukan sejak 2022.
Kenaikan Produksi Berkelanjutan Pasca Pemangkasan 2022
OPEC+ telah berkomitmen untuk mengurangi produksi minyak global sejak 2022 untuk menstabilkan harga minyak yang terkadang terlalu fluktuatif di pasar internasional. Namun, sejak awal tahun 2025, grup ini telah mengambil langkah-langkah untuk mulai memperlonggar pemangkasan produksi. Keputusan terbaru yang diperkirakan akan berlaku pada bulan November menunjukkan pergeseran kebijakan yang lebih agresif dalam menanggapi kondisi pasar minyak yang semakin membaik.
Menurut perhitungan Reuters, pada bulan Juni 2025, OPEC+ telah sepakat untuk meningkatkan produksi sebanyak 960.000 barel per hari. Ini menjadikan total kenaikan produksi yang dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak tersebut pada bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 bph, yang setara dengan 44% pemulihan dari pemangkasan yang telah disepakati sejak 2022. Kenaikan tersebut cukup signifikan, terutama mengingat OPEC+ sebelumnya telah memangkas total 2,2 juta barel per hari untuk menjaga stabilitas harga.
Langkah Mengejutkan April dan Kenaikan Mei
Keputusan untuk mempercepat pemulihan produksi ini juga merupakan tindak lanjut dari keputusan mengejutkan yang diambil pada bulan April lalu. Pada saat itu, OPEC+ secara tak terduga menyetujui kenaikan output minyak yang lebih besar dari yang diperkirakan untuk bulan Mei, meskipun harga minyak global lemah dan permintaan di pasar internasional terpantau melambat. Keputusan tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan analis industri, yang mempertanyakan apakah langkah tersebut akan membahayakan kestabilan harga minyak yang sudah mengalami penurunan.
Harga minyak pada awal 2025 memang menunjukkan tren yang kurang menguntungkan, dengan permintaan global yang tidak dapat mengikuti kecepatan produksi yang telah dipulihkan. Terlepas dari itu, OPEC+ tampaknya lebih fokus pada upaya memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global yang diperkirakan akan mendorong peningkatan konsumsi energi, khususnya di negara-negara berkembang.
Konteks Ekonomi Global dan Permintaan Minyak
Peningkatan produksi minyak ini tidak terjadi dalam kekosongan; pasar energi global sedang mengalami perubahan dinamis. Meskipun harga minyak belum sepenuhnya pulih ke level tinggi yang tercatat pada beberapa tahun lalu, permintaan dari konsumen utama seperti China, India, dan Eropa diperkirakan akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Negara-negara di Asia, yang merupakan konsumen energi terbesar di dunia, diperkirakan akan membutuhkan lebih banyak pasokan minyak untuk mendukung pertumbuhan industri dan transportasi mereka.
Namun, di sisi lain, ada tantangan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan global. Misalnya, kebijakan energi bersih yang semakin ketat dan percepatan adopsi teknologi kendaraan listrik (EV) di berbagai negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa dapat mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil. Ini menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan oleh OPEC+ dalam perencanaan produksi masa depan mereka.
Implikasi Langkah OPEC+ Terhadap Pasar Minyak Global
Keputusan OPEC+ untuk meningkatkan output lebih lanjut tentu membawa dampak yang besar bagi pasar minyak global. Menambah produksi 2,2 juta barel per hari pada November mendatang akan menambah tekanan pada harga minyak yang masih berusaha bangkit. Namun, hal ini juga bisa membantu memenuhi kebutuhan pasar internasional yang terus meningkat, mengingat ketegangan antara pasokan dan permintaan yang masih terjadi.
Beberapa analis industri memperkirakan bahwa langkah ini bisa membantu menstabilkan harga minyak, khususnya di pasar negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada pasokan energi yang lebih terjangkau. Jika OPEC+ berhasil menyeimbangkan produksi mereka dengan kebutuhan pasar, kenaikan harga minyak dapat dikendalikan, yang pada gilirannya akan mendukung pemulihan ekonomi global.
Di sisi lain, beberapa pihak khawatir bahwa terlalu cepatnya peningkatan output ini bisa memicu penurunan harga yang lebih tajam, mengingat bahwa persediaan minyak global masih melimpah dan ketergantungan pada energi fosil mulai berkurang. Para analis mencatat bahwa pasar minyak tidak hanya bergantung pada peningkatan produksi dari OPEC+, tetapi juga pada faktor-faktor eksternal seperti kebijakan moneter global, gejolak politik, dan kebijakan energi dari negara-negara besar.
Tanggapan Dari Negara Konsumen dan Dampaknya Terhadap Kebijakan OPEC+
Langkah OPEC+ untuk mempercepat kenaikan produksi minyak juga mendapat perhatian dari negara-negara konsumen utama. Negara-negara yang bergantung pada impor energi dari OPEC+ cenderung menginginkan pasokan minyak yang lebih stabil dengan harga yang wajar. Pada sisi lain, mereka juga memperhatikan potensi pengaruh kebijakan energi domestik yang dapat mempercepat transisi ke energi terbarukan.
Di AS, misalnya, kebijakan energi yang lebih ramah lingkungan dan komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat memperkecil dampak keputusan OPEC+ terhadap pasar minyak global. Pemerintah AS juga terus mempercepat pengembangan sumber energi alternatif, yang mungkin mengurangi ketergantungan pada minyak dalam jangka panjang. Di Eropa, tekanan untuk mengurangi emisi karbon juga memengaruhi bagaimana pasar minyak akan berkembang ke depan.
Langkah OPEC+ dalam Konteks Pasar Energi Global
OPEC+ jelas berada di persimpangan jalan antara kebutuhan untuk memenuhi permintaan energi global dan tekanan untuk menjaga stabilitas harga minyak di pasar internasional. Kenaikan produksi yang dipercepat pada bulan November ini, yang membawa tambahan 2,2 juta barel per hari, berpotensi meredakan kekhawatiran mengenai kekurangan pasokan. Namun, langkah ini juga harus diimbangi dengan pengelolaan yang hati-hati agar tidak membebani harga minyak lebih lanjut. Meskipun pasar minyak global semakin kompleks dengan adanya pergeseran menuju energi bersih, kebijakan OPEC+ masih memiliki pengaruh besar terhadap dinamika pasar energi dunia.