Listrik

Pemerintah Gulirkan Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan di Bawah 1.300 VA, Dorong Konsumsi dan Stabilitas Ekonomi Nasional

Pemerintah Gulirkan Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan di Bawah 1.300 VA, Dorong Konsumsi dan Stabilitas Ekonomi Nasional
Pemerintah Gulirkan Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan di Bawah 1.300 VA, Dorong Konsumsi dan Stabilitas Ekonomi Nasional

JAKARTA - Dalam upaya menggerakkan kembali roda perekonomian nasional dan menjaga daya beli masyarakat, pemerintah resmi menggulirkan kembali program diskon tarif listrik khusus bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 VA. Kebijakan ini akan menyasar sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari program stimulus ekonomi nasional yang dicanangkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa stimulus ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam memanfaatkan momentum libur sekolah dan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat. “Jadi momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program. Nah, ini beberapa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi,” ujar Airlangga di Jakarta.

Stimulus Listrik untuk Rakyat Kecil

Diskon tarif listrik yang diberikan menyasar pelanggan rumah tangga dengan golongan daya 450 VA, 900 VA, hingga 1.300 VA, kelompok masyarakat yang selama ini dianggap rentan terhadap tekanan ekonomi. Dengan kebijakan ini, diharapkan beban pengeluaran masyarakat di sektor energi rumah tangga dapat berkurang, sehingga dana yang sebelumnya digunakan untuk membayar tagihan listrik dapat dialihkan ke konsumsi kebutuhan lainnya.

Pemerintah menilai bahwa sektor energi, khususnya listrik rumah tangga, menjadi salah satu pengeluaran bulanan yang signifikan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Oleh karena itu, insentif berupa potongan tarif listrik dianggap tepat guna merangsang pertumbuhan ekonomi melalui jalur konsumsi rumah tangga.

Rangkaian Stimulus Tambahan Selama Libur Sekolah

Selain diskon tarif listrik, pemerintah juga meluncurkan lima stimulus tambahan yang disiapkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan memperkuat mobilitas selama masa liburan sekolah. Stimulus tersebut mencakup:

Diskon Transportasi Umum, meliputi:

Diskon tiket kereta api antar kota

Diskon tiket pesawat domestik

Diskon tarif angkutan laut yang melayani rute-rute ke wilayah timur Indonesia

Diskon Tarif Tol yang akan diberlakukan secara selektif pada periode Juni hingga Juli 2025, bertepatan dengan liburan anak sekolah, untuk mendorong mobilitas masyarakat antardaerah dan mendukung sektor pariwisata.

Tambahan Alokasi Bantuan Sosial, berupa:

Kartu sembako

Bantuan pangan tambahan kepada 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk periode Juni–Juli 2025

Penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP). BSU juga akan diberikan kepada guru honorer di berbagai jenjang pendidikan yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi oleh skema jaminan sosial ketenagakerjaan.

Perpanjangan Program Diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) untuk pekerja di sektor padat karya. Langkah ini diambil untuk melindungi sektor informal dan industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Dorong Pariwisata dan Aktivitas Lokal

Dalam mendukung perputaran ekonomi domestik, pemerintah juga mengajak pemerintah daerah (Pemda) untuk berperan aktif menciptakan berbagai kegiatan pariwisata dan hiburan lokal selama masa libur sekolah. Aktivitas ini diyakini dapat mendorong pergerakan masyarakat di dalam negeri, menciptakan perputaran ekonomi baru di daerah, sekaligus meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, sektor hotel, restoran, dan jasa hiburan.

“Dengan libur panjang yang akan datang, kami mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif menghidupkan destinasi wisata dan kegiatan ekonomi lokal. Ini bagian dari upaya menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi konsumsi domestik,” ujar Airlangga.

Pemerintah optimistis, dengan terpenuhinya kebutuhan dasar melalui diskon listrik dan bantuan sosial, serta mobilitas masyarakat yang didorong melalui stimulus transportasi dan pariwisata, maka konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama PDB Indonesia dapat tumbuh signifikan.

Fokus Pemerintah pada Konsumsi Domestik

Perekonomian Indonesia selama ini bertumpu pada kekuatan konsumsi domestik, yang menyumbang lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil pemerintah saat ini sangat berfokus pada menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama pada kelompok berpendapatan rendah dan menengah.

Dengan adanya diskon tarif listrik dan serangkaian stimulus lainnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal II bisa berada di atas 5%, atau setidaknya lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang menunjukkan perlambatan akibat tekanan global.

Dampak Langsung Bagi Masyarakat

Program diskon listrik ini juga akan menjadi angin segar bagi masyarakat kelas bawah yang selama ini terbebani oleh pengeluaran listrik bulanan. Dengan tarif yang lebih ringan, masyarakat akan memiliki ruang fiskal lebih luas untuk kebutuhan pendidikan anak, kesehatan, atau bahkan menabung.

Bagi pekerja sektor padat karya dan penerima BSU, insentif ini akan sangat membantu dalam menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok yang biasanya terjadi menjelang tahun ajaran baru. Selain itu, guru honorer yang selama ini terabaikan, kini mendapat perhatian khusus dari pemerintah melalui pemberian BSU dan subsidi perlindungan kerja.

Komitmen Pemerintah untuk Stabilitas Ekonomi

Langkah pemerintah menggulirkan berbagai stimulus ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di tengah tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik, perlambatan ekonomi mitra dagang, dan fluktuasi harga komoditas.

Dengan menjaga konsumsi domestik melalui berbagai program bantuan dan insentif, pemerintah berharap dapat menahan potensi perlambatan ekonomi, menjaga lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.

“Kami terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Melalui berbagai stimulus ini, pemerintah ingin memastikan bahwa masyarakat memiliki cukup daya beli untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Airlangga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index