IHSG Mendekati Level 8.400, Saham Blue Chip dan Proyek Peternakan Dorong Kenaikan

Senin, 10 November 2025 | 14:14:36 WIB
IHSG Mendekati Level 8.400, Saham Blue Chip dan Proyek Peternakan Dorong Kenaikan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin dekat dengan level 8.400 pada awal pekan ini. Pada Jumat, 7 November 2025, IHSG ditutup menguat 0,69% ke level 8.394,59.

Kenaikan indeks didorong oleh pergerakan positif saham-saham unggulan, termasuk DSSA yang naik 4,17%, BBCA menguat 1,46%, dan CUAN melonjak 8,02%. Di sisi lain, saham BBRI turun 0,50%, CPIN melemah 2,94%, dan JPFA turun 4,96% sebagai lagging movers.

Investor asing menunjukkan optimisme dengan net buy di pasar reguler sebesar Rp876,20 miliar. Di seluruh pasar, investor asing mencatat net sell ringan Rp776 juta, menunjukkan minat terbatas di beberapa saham kecil.

Dari sisi sektoral, tujuh dari sebelas sektor berhasil menguat. Sektor infrastruktur menjadi yang paling tinggi naik 2,42%, sementara sektor non-cyclical paling tertekan, turun 0,70%.

Sentimen positif juga dipengaruhi penurunan risk premium equity Indonesia dari 7,00% menjadi 5,50% dalam sepekan terakhir. Hal ini mencerminkan persepsi risiko investor terhadap IHSG yang semakin membaik.

Investor asing membukukan net buy mingguan hingga Rp3,31 triliun pada saham-saham blue chip. Aktivitas ini menjadi katalis positif bagi indeks yang mendekati level psikologis 8.400.

Dampak Proyek Peternakan dan Korporasi

Pemerintah mengumumkan investasi senilai Rp20 triliun untuk membangun peternakan ayam pedaging dan petelur nasional. Proyek ini didanai oleh BPI Danantara dengan target tambahan pasokan 700.000 ton telur dan 1,1 juta ton daging ayam per tahun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Proyek ini diproyeksikan memberi sentimen positif bagi emiten peternakan seperti CPIN, JPFA, dan MAIN. Realisasi proyek dapat meningkatkan kapasitas produksi dan laba emiten secara signifikan.

Di sisi korporasi, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan dividen interim sebesar USD50,04 juta, atau setara Rp738 per saham. Cum dividen pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan 12 November 2025, sedangkan ex dividen pada 13 November 2025.

Tren Global dan Rekomendasi Saham

Bursa saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada akhir pekan lalu. Dow Jones naik 0,16%, S&P 500 menguat 1,90%, sementara Nasdaq terkoreksi 0,21%, mencerminkan kondisi pasar global yang mixed.

Di kawasan Asia, pertumbuhan GDP Filipina kuartal III-2025 melambat menjadi 4,00% YoY dari sebelumnya 5,50%. Penurunan ini dipicu skandal korupsi proyek infrastruktur, sementara ekspor China kontraksi -1,10% YoY pada Oktober, terutama akibat turunnya ekspor ke AS sebesar -25% YoY.

Data ini menambah kekhawatiran perlambatan perdagangan regional, namun IHSG tetap menunjukkan daya tahan berkat sentimen domestik. Investor perlu memantau kombinasi sentimen lokal dan global untuk menentukan strategi investasi.

Berikut rekomendasi saham hari ini dari Mega Capital Sekuritas:

SahamRekomendasiRange HargaTarget Price (TP)Stop Loss (SL)
SSIABuy1.690–1.7101.755–1.8101.595
EMTKBuy1.255–1.2651.295–1.3551.180
CUANBuy2.250–2.2702.310–2.4002.120
RAJABuy4.540–4.5604.650–4.7404.260
ISATBuy2.100–2.1302.160–2.2001.965

Saham-saham ini diharapkan mendapatkan momentum positif seiring penguatan IHSG menuju level psikologis 8.400. Investor disarankan untuk memperhatikan TP dan SL agar manajemen risiko tetap terjaga.

Pergerakan IHSG yang didorong saham blue chip dan proyek pemerintah menciptakan peluang bagi investor. Namun, volatilitas global tetap menjadi faktor yang harus dipertimbangkan.

IHSG yang menguat di tengah sentimen positif domestik menunjukkan optimisme pasar terhadap ekonomi Indonesia. Katalis utama berasal dari kombinasi dividen korporasi, proyek strategis, dan arus masuk investor asing.

Investor sebaiknya tetap memantau laporan keuangan emiten, proyek pemerintah, serta data ekonomi global. Dengan informasi ini, keputusan beli atau hold dapat dilakukan secara lebih terukur dan sesuai profil risiko masing-masing.

Pasar saham Indonesia saat ini menunjukkan daya tahan yang baik meski di tengah ketidakpastian global. Level 8.400 menjadi indikator psikologis penting yang bisa memengaruhi arah IHSG jangka pendek.

Kenaikan IHSG ditopang saham-saham infrastruktur dan konsumer, sementara sektor non-cyclical tetap menjadi perhatian. Investor harus menyesuaikan portofolio agar mampu mengantisipasi pergerakan pasar yang volatil.

Pergerakan saham blue chip dan proyek pemerintah, ditambah dividen korporasi, berpotensi meningkatkan likuiditas pasar. Hal ini menciptakan peluang trading maupun investasi jangka menengah bagi pelaku pasar.

Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan momentum IHSG menuju 8.400. Pemilihan saham unggulan, pemantauan sentimen global, dan manajemen risiko menjadi kunci keberhasilan investasi.

Terkini