Pahlawan Perempuan

Komnas Perempuan Dorong Pengakuan Pahlawan Perempuan untuk Sejarah Nasional

Komnas Perempuan Dorong Pengakuan Pahlawan Perempuan untuk Sejarah Nasional
Komnas Perempuan Dorong Pengakuan Pahlawan Perempuan untuk Sejarah Nasional

JAKARTA - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengajak masyarakat mengenang perjuangan pahlawan perempuan yang belum tercatat dalam sejarah resmi. Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Ansor menekankan pentingnya memperluas narasi sejarah agar lebih inklusif dan adil.

“Data menunjukkan bahwa dari 206 pahlawan nasional, hanya ada 16 orang, atau sekitar delapan persen perempuan. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari konstruksi sejarah yang seringkali menempatkan perempuan sebagai pendukung, bukan pelaku utama dalam sejarah perjuangan bangsa,” kata Maria Ulfah dalam webinar bertajuk Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025: Meneguhkan dan Melanjutkan Juang Pahlawan Perempuan di Jakarta, Senin, 10 November 2025.

Ia menekankan bahwa dibalik nama-nama besar yang sering muncul dalam buku dan pidato kebangsaan, banyak perempuan pejuang yang kiprahnya masih terlupakan. Hal ini menunjukkan perlunya pengakuan yang lebih luas terhadap kontribusi perempuan dalam sejarah nasional.

Sejarah yang adil secara gender, menurut Maria, menjadi fondasi bagi pembangunan masa depan yang berkeadilan. Narasi sejarah yang lengkap akan menumbuhkan kesadaran publik tentang pentingnya peran perempuan dalam perjuangan bangsa.

Nilai dan Inspirasi Pahlawan Perempuan

Maria Ulfah menjelaskan, keberanian, solidaritas, dan nilai kemanusiaan yang diwariskan pahlawan perempuan menjadi sumber inspirasi. Nilai-nilai tersebut relevan untuk perjuangan masa kini dalam melawan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan.

“Pahlawan perempuan bukan hanya yang berjuang di medan perang, tetapi juga yang setiap hari memperjuangkan kemanusiaan, kesetaraan, dan kebebasan dari segala bentuk keterasingan dan diskriminasi,” tegas Maria. Perjuangan ini mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meneladani keteguhan dan keberanian mereka.

Perempuan pejuang sejarah nasional hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari aktivisme sosial hingga pendidikan dan perlindungan hak asasi manusia. Setiap tindakan mereka membentuk fondasi perlawanan terhadap ketidakadilan dan menegaskan posisi perempuan sebagai aktor utama sejarah bangsa.

Maria menekankan bahwa pengakuan terhadap pahlawan perempuan harus menjadi bagian dari pendidikan dan budaya publik. Dengan demikian, kontribusi mereka tidak hilang atau hanya menjadi catatan sekunder dalam sejarah resmi.

Komnas Perempuan dan Mandat Pengakuan

Sebagai lembaga HAM nasional, Komnas Perempuan memiliki mandat untuk memastikan pengalaman dan kontribusi perempuan diakui. Maria Ulfah menekankan pentingnya pencatatan dan dokumentasi yang sistematis agar perjuangan perempuan terlihat secara jelas dalam sejarah.

“Melalui webinar ini Komnas Perempuan berharap ada pengakuan dan pencatatan terhadap pahlawan perempuan yang semakin kuat dalam narasi sejarah nasional. Selain itu, kesadaran publik, termasuk generasi muda, juga semakin tumbuh tentang pentingnya peran perempuan dalam perjuangan bangsa,” ujar Ulfah.

Komnas Perempuan menilai pengakuan ini bukan hanya soal sejarah, tetapi juga soal pembentukan budaya keadilan dan kesetaraan gender. Dengan pengakuan resmi, perempuan mendapatkan tempat yang seharusnya dalam narasi perjuangan bangsa.

Selain itu, pengakuan pahlawan perempuan membuka peluang untuk memahami sejarah secara lebih menyeluruh. Ini memungkinkan masyarakat melihat kontribusi perempuan tidak hanya sebagai pendukung, tetapi sebagai agen perubahan yang nyata.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Melanjutkan Perjuangan

Maria Ulfah juga mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, media, dan masyarakat sipil. Kolaborasi ini diperlukan agar perjuangan pahlawan perempuan terus berlanjut dalam konteks berbangsa dan bernegara masa kini.

Komnas Perempuan berharap kerja sama tersebut akan memperkuat dokumentasi sejarah, kampanye kesadaran publik, serta program pendidikan tentang peran perempuan. Sinergi ini diharapkan menghasilkan perubahan nyata dalam pengakuan sejarah dan perlindungan hak perempuan.

Dengan kolaborasi lintas sektor, publik dapat memahami bahwa perjuangan pahlawan perempuan bukan hanya cerita masa lalu. Nilai-nilai yang mereka tanamkan tetap relevan dan menjadi pedoman bagi masyarakat modern dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

Maria menekankan bahwa generasi muda harus terlibat aktif dalam melanjutkan perjuangan ini. Kesadaran akan peran perempuan dalam sejarah nasional menjadi bagian dari pembentukan identitas bangsa yang inklusif dan beradab.

Pahlawan perempuan bukan sekadar angka atau catatan sejarah. Mereka adalah sumber inspirasi bagi masyarakat untuk meneguhkan nilai kemanusiaan, keberanian, dan kesetaraan.

Dengan pengakuan yang tepat, kontribusi pahlawan perempuan akan tercatat sebagai bagian integral dari sejarah bangsa. Upaya ini juga memastikan generasi mendatang memahami peran perempuan sebagai aktor utama dalam perjuangan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index